Wacana Politik di Media Sosial (Studi Analisis Wacana dengan Paradigma Positivis mengenai Penerapan Ruang Publik di Facebook tentang Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013)
View/ Open
Date
2014Author
Hanim, Farida
Advisor(s)
Purba, Amir
Harahap, Hendra
Metadata
Show full item recordAbstract
This study is titled Political Discourse in Social Media, Discourse Analysis Study with Positivist Paradigm Approach on the Application of Public Sphere on Facebook regarding the local election in North Sumatera in 2013. This study is a modification of the use of critical theory applied to the positivist approach. Positivist approach is used to obtain empirical data on how well the Habermas approach can perform in measuring an issue especially in this case in measuring the social media conversation. The theory used in this study is Communicative Act Theory to describe the competence in communication which eventually improve the quality of conversation in public space on social media.
The method used in this study is content analysis method, while the population of this study is the conversations that took place on Facebook regarding local election issues during election campaign period on February 18th until March 3rd 2013. The data collection used in this particular study is documentation technique where researcher documented every conversation that took place on Facebook regarding North Sumatera’s local election in 2013. The purpose of this study was to compare the quality of conversation which took place on Ganteng’s support group account and ESJA’s support group account.
The findings in this study indicate that both support group account during the campaign period was more widely used as a support forum rather than as a campaign tool. Other findings indicate that the quality of conversation that took place on both account was quite good but still weak in legitimacy. The general conversation themes found was the support of group participants towards the candidates.
Besides, the quality of public space on GANTENG’s support group account looked more ideal than the public space found on ESJA’s support group account. However, there was no significant difference between both support group account. It is seen on the results of hypothetical test which was done using Mann-Whitney U test formula. From the test it was found that the mean value of the GANTENG’s support group account is significantly higher than ESJA’s support group account. Participants in both group accont were noticably weak in the application of legitimacy especially for the participants on the ESJA’s support group account, which leads to the unjustified conversation. Penelitian ini berjudul Wacana Politik di Media Sosial, Studi Analisis Wacana dengan Pendekatan Paradigma Positivis mengenai Penerapan Ruang Publik di Facebook tentang Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Utara tahun 2013. Penelitian ini adalah modifikasi dari penggunaan teori kritis yang diaplikasikan dengan pendekatan positivis. Penggunaan pendekatan positivis ini digunakan untuk mendapatkan data empiris mengenai seberapa baiknya pendekatan Habermas dalam mengukur persoalan dalam hal ini percakapan di media sosial. Teori yang digunakan adalah Teori Tindakan Komunikatif yang dapat menggambarkan kompetensi dalam komunikasi yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas percakapan di ruang publik di media sosial.
Metode yang digunakan adalah metode analisis isi, dimana populasi dalam penelitian adalah percakapan yang berlangsung di Facebook mengenai persoalan pemilukada selama masa kampanye yaitu 18 Februari hingga 3 Maret 2013. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dimana peneliti mendokumentasikan setiap percakapan yang berlangsung di Facebook mengenai Pemilkada Sumatera Utara tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kualitas percakapan yang berlangsung pada akun grup pendukung GANTENG dan akun grup pendukung ESJA.
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kedua akun grup pendukung selama periode kampanye lebih banyak digunakan sebagai forum dukungan daripada sebagai alat kampanye. Temuan lain menunjukkan bahwa kualitas percakapan yang berlangsung sudah cukup baik namun lemah dalam klaim legitimasi. secara umum tema dalam percakapan yang berlangsungadalah dukungan partisipan terhadap kandidat.
Selain itu kualitas ruang publik dalam akun grup pendukung GANTENG lebih ideal dibandingkan dengan akun grup pendukung ESJA. Akan tetapi perbedaannya tidak cukup signifikan. Hal ini diketahui dari perolehan uji hipotesis yang dilakukan melalui uji beda dengan rumus Mann – Whitney U Test. Dari pengujian ini didapati bahwa nilai mean dalam akun grup pendukung GANTENG lebih tinggi daripada akun grup pendukung ESJA dengan perbedaan yang signifikan. Partisipan dalam kedua kelompok lemah dalam penerapan legitimasi terutamanya partisipan pada akun grup pendukung ESJA, sehingga banyak percakapan yang berlangsung di ruang publik pada akun facebook grup pendukung tersebut tidak terjustifikasi.
Collections
- Master Theses [357]