dc.contributor.advisor | Hanafie, Achsanuddin | |
dc.contributor.advisor | Nasution, Akhyar H | |
dc.contributor.author | Pane, Jefri Awaluddin | |
dc.date.accessioned | 2021-09-01T08:48:55Z | |
dc.date.available | 2021-09-01T08:48:55Z | |
dc.date.issued | 2014 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/42010 | |
dc.description.abstract | Background. Laryngoscopy and endotracheal intubation is routine performed in general
anesthesia. However laryngoscopy and endotracheal intubation can lead to an increase in
hemodynamic that characterized by hypertension and tachycardia, and can endanger the
patients who have risk factors such as hypertension, coronary heart disease,
cerebrovascular disorders, myocardial infarction, and thyrotoxicosis. Various drugs and
methods have been used to reduce the hemodynamic responses due to laryngoscopy and
endotracheal intubation. The purpose of this study was to compare the administration of
fentanyl + magnesium sulfate with fentanyl + lidocaine in reducing hemodynamic
response due to laryngoscopy and endotracheal intubation.
Method. This study was performed on 30 patients aged 18-50 years, ASA 1, who
underwent elective surgery with general anesthesia endotracheal intubation. The patients
randomly divided into two equal groups. Group A get Fentanyl 2 µg/kg iv + MgSO4 30
mg/kg iv as premedication, and Group B get Fentanyl 2 µg/kg iv + Lidocaine 1.5 mg/kg
iv before laryngoscopy and endotracheal intubation. Systolic blood pressure value
(SBP), diastolic (DBP), mean arterial pressure (MAP), heart rate (HR) and Rate Pressure
Product (RPP) were recorded at the time before administration of the test drug, after
administration of the test drug, before induction, after induction and at minute 1st, 3rd, and
5
th after laryngoscopy and endotracheal intubation.
Result. Patient characteristic data showed no differences between two groups (p> 0.05).
Both groups had decreased SBP, DBP, MAP and had increased HR and RPP after
endotracheal intubation compared to baseline value. There was significant rise in HR at
the first minute after laryngoscopy and intubation. Maximum rise in HR in Group A was
12.20% and maximum rise in Group B was 11.54%, when compared with baseline value,
and statistically significant (p <0.05). However, this rise in HR did not reach 20% of
baseline value. There is no significant difference of SBP, DBP, MAP, HR and RPP
between group A and group B at minute 1st, 3rd, and 5th after laryngoscopy and
endotracheal intubation (p<0,05).
Conclusion. Fentanyl + Magnesium Sulfate and Fentanyl + Lidocaine are equally
effective in reducing hemodynamic response due to laryngoscopy and endotracheal
intubation. | en_US |
dc.description.abstract | Latar Belakang. Tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea merupakan hal yang
rutin dilakukan pada anastesi umum. Namun tindakan laringoskopi dan intubasi tersebut
dapat menyebabkan terjadinya peningkatan hemodinamik berupa hipertensi dan
takikardi, dan dapat membahayakan pada pasien-pasien yang mempunyai faktor resiko
seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, kelainan serebrovaskular, miokard infark
dan tirotoksikosis. Berbagai obat dan cara telah digunakan untuk mengurangi
peningkatan hemodinamik akibat tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea
tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pemberian fentanyl +
magnesium sulfat dengan fentanyl + lidokain dalam mengurangi respon peningkatan
hemodinamik akibat tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakhea.
Metode. Penelitian ini dilakukan pada 30 pasien berusia 18 – 50 tahun dan tergolong
dalam ASA 1, yang menjalani pembedahan elektif dengan anestesi umum intubasi
endotrakhea secara acak tersamar ganda dibagi dalam 2 kelompok yang sama besar.
Kelompok A mendapatkan premedikasi fentanyl 2 µg/kgBB intravena + MgSO4 30
mg/kgBB intravena, dan kelompok B mendapatkan premedikasi fentanyl 2µg/kgBB
intravena + Lidokain 1,5 mg/kgBB intravena sebelum tindakan laringoskopi dan intubasi
endotrakhea. Dilakukan pencatatan nilai tekanan darah sistolik (TDS), diastolik (TDD),
tekanan arteri rerata (TAR), denyut jantung (DJ) dan Rate Pressure Product (RPP) pada
saat sebelum pemberian obat uji (basal), setelah pemberian obat uji, sebelum induksi,
setelah induksi dan setelah tindakan laringoskopi dan intubasi pada menit ke-1, ke-3 dan
ke-5.
Hasil. Data karakteristik pasien tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara kedua
kelompok penelitian (p>0,05). Pada kedua kelompok dijumpai penurunan TDS, TDD,
TAR dan dijumpai peningkatan DJ serta RPP setelah tindakan laringoskopi dan intubasi
dibandingkan nilai basal. Peningkatan yang bermakna terlihat pada peningkatan frekuensi
DJ pada saat menit ke-1 setelah tindakan laringoskopi. Pada kelompok A peningkatan DJ
sebesar 12,20% dan pada kelompok B peningkatan sebesar 11,54% bila dibandingkan
dengan nilai basal, dan secara statistik bermakna (p<0,05). Namun peningkatan tersebut
tidak mencapai 20% dari nilai basal. Tidak dijumpai perbedaan nilai TDS, TDD, TAR,
DJ dan RPP yang bermakna antara kelompok A dan kelompok B pada pengamatan menit
ke-1, ke-3 dan ke-5 setelah tindakan laringoskopi dan intubasi (p<0,05).
Kesimpulan. Fentanyl + Magnesium Sulfat dan Fentanyl + Lidokain sama-sama efektif
dalam mengurangi respon peningkatan hemodinamik akibat tindakan laringoskopi dan
intubasi endotrakhea. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | laringoskopi | en_US |
dc.subject | intubasi endotrakhea | en_US |
dc.subject | fentanyl | en_US |
dc.subject | lidokain | en_US |
dc.subject | magnesium sulfat | en_US |
dc.subject | RPP | en_US |
dc.title | Perbandingan Respon Hemodinamika Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi pada Pemberian Intravena Fentanyl 2 µg/kgBB + Magnesium Sulfat 30 mg/kgBB dengan Fentanyl 2 µg/kgBB + Lidokain 1.5 mg/kgBB | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM097114005 | |
dc.description.pages | 109 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |