Kebijakan Fiskal, Kebijakan Moneter dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Abstract
The nature of links between the government activity and economic growth that operated in Indonesia over period 1969-2004 is examined. This study has conducted a series of unit root, co integration, and vector error correction models (VECM) analyses to ascertain the relationship between government economic policy (including fiscal and monetary policy) and economic growth.
Empirical results show the presence of co integration between the variables, which suggest a stable long-run relationship between government policy and economic growth in Indonesia. In short run, money and loans as monetary variables has short-run relationship with economic growth. In other hand, fiscal variables, as; government investment, tax, and foreign debt has no a short-run relationship with economic growth. It means that in long run, monetary policy can achieve price stability without interfering with fiscal policies. Both of policies can reach economic growth targeting. But in short run, there is a potential conflict between monetary and fiscal policies, as both interact in the determination of aggregate demand.
The findings of the study furnish supportive evidence that government has played and important role in economic development in Indonesia. Penelitian ini menguji bagaimana hubungan antara aktivitas pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia kurun periode 1969-2004. Penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis, antara lain yaitu; uji akar unit, uji kointegrasi, dan uji VECM. Metode tersebut digunakan untuk melihat bagaimana hubungan antara kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah (kebijakan fiskal dan moneter) dan pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Hasil empiris memperlihatkan bahwa terdapat hubungan kointegrasi antar variabel yang memperlihatkan adanya hubungan jangka panjang yang stabil antara kebijakan pemerintah dan pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka pendek, jumlah uang beredar dan kredit sebagai variabel moneter memiliki hubungan jangka pendek dengan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan variabel kebijakan fiskal, meliputi investasi pemerintah, pajak, dan utang luar negeri, tidak memiliki hubungan jangka pendek dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti bahwa dalam jangka panjang, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal tidak saling bertentangan. Sedangkan pada jangka pendek, terdapat potensi konflik antara dua kebijakan tersebut terutama dalam kaitannya dengan permintaan agregat.
Penemuan tersebut mendukung adanya pendapat bahwa pemerintah memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.
Collections
- Master Theses [527]