Sistem Morfologi Verba Bahasa Jepang

Abstract

This study is based on the structural linguistic theory developed by Nida (1976) and the generative morphologic theory (Spenser, 1995) is used in the descriptive analysis of affix combination whose further development can also be based on the opinions of other linguists like Schane (1992), Muraki (1996), Koizumi (1993), Tsujimura (1996), Parera (1994), Himeno (1999), and Katamba (1994). The data used in this study were obtained from writings and spoken language using standard formal and informal language. The focus of this study is to examine the verb forming process based on the use of affix, reduplication and composition, and function and meaning of affix. The purpose of this study is to describe the Japanese verb morphology based on semantic characteristics showing situation, process, action, and experience. Morphologic characteristics include affix (prefix, infix, and suffix), affix combination, and affix particles. In the process of verb forming using affix, the process of morphophonemic causing changes, addition, and the release of phoneme from the included elements such as basic form and affix was found Morphologically, affix can function as word transformer that change word of syntax category into verb and can also change verb valence. The meaning of verb is grammatically discussed.. The grammatical meaning of Japanese verb is looked at based on the meaning of affix and reduplication. Reduplication is looked at based on, mimetic and onomatopoeic reduplication. Composition is looked at based on verb with the elements of N + V, V- affix + V, Adj - affix + V, and V - affix + N. The classification of verb is looked at based on its intransitive and transitive forms. The meaning of verb caused by the morphologic process is discussed based on its grammatical meaning.

Tesis ini pada dasarnya mengikuti kerangka teori Linguistik strukural seperti yang diajukan Nida (1976) dan dalam deskripsi analisis kombinasi afiks digunakan kerangka teori morfilogi Generatif ( Spencer, 1995 ), tanpa menutup kemungkinan pengembangan lebih lanjut didasarkan kepada pendapat berbagai linguis seperti .Schane (1992), Muraki (1996), Tsujimura (1996), Parera (1994), Himeno (1999) dan Katamba ( 1994 ). Data dikumpulkan dari tulisan dan bahasa tuturan yang merupakan bahasa standar yaitu ragam hormat dan ragam biasa. Masalah yang menjadi pokok penelitian ini ialah mengenai proses pembentukan verba dengan afiksasi ,reduplikasi dan komposisi serta fungsi dan makna afiks. Tujuannya ia1ah rnendeskripsikan morfologi verba BJ, hasil penelitian menunjukkan verba BJ dikaji berdasrkan ciri semantis yang menunjukkan keadaan, proses, tindak dan pengalaman. Ciri morfologis mencakup afiksasi yaitu prefiks, sufiks, infiks , kombinasi afiks dan partikel afiks. Dalam proses. pembentukan verba dengan afiksasi ditemukan terjadinya proses morfofonemik yang menyebabkan perubahan, penambahan, pelesapan fonem dari unsur-unsur yang terlibat yaitu bentuk asal dan afiks. Afiksasi secara morfologis dapat berfungsi sebagai alat transfonnasi kata dari kategori sintaksis menjadi verba dan dapat berfungsi sebagai pengubah valensi verba. Makna verba dibahas dari sudut gramatikal , makna gramatikal verba bahasa Jepang dilihat berdasarkan makna afiks dan reduplikasi. Reduplikasi dilihat berdasarkan reduplikasi mimetic dan onomatope. Komposisi dilihat berdasarkan verba berunsur N+V, V-imbuhan+V, Adj-imbuhan+V, dan V-imbuhan +N. Klasifikasi bentuk verba dilihat berdasarkan intransitif dan transitif .Makna verba dengan proses morfologis dibahas dari sudut makna gramatikal.