Show simple item record

dc.contributor.advisorMukhtar, Zulfikri
dc.contributor.advisorAkbar, Nizam
dc.contributor.authorRosmaliana
dc.date.accessioned2021-09-10T04:07:45Z
dc.date.available2021-09-10T04:07:45Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/42912
dc.description.abstractBackground : The benefit of early reperfusion with fibrinolytic therapy was a major advance leading to a reduction in morbidity and mortality in patients with acute STEMI. But in clinical practice, many patients do not receive optimal treatment, they have only concervative treatment . Aims : This study aimed to compare in hospital mortality in patients with STElevation Myocardial infarction treated with fibrinolytic therapy and concervative treatment . Methods : This was a retrospective study of patients who was presenting acute STEMI within ≤ 12 hours of the onset were treated with fibrinolytic and without fibrinolytic treatment between october 2011 until september 2012. Result : Among 60 patients, only 24 were treated with fibrinolytic and 36 were treated with concervative treatment. There were 11 respondents (45.6%) died with streptokinase and 6 respondents (16.7%) died with conservative treatment. There was significant relationship between the incidence of mortality with streptokinase treatment compare to conservative treatment (p = 0.03) Conclusion : The incidence of mortality of patients with fibrinolytic theraphy were higher than conservative treatment in this study.en_US
dc.description.abstractManfaat dari reperfusi dini dengan fibrinolitik adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada pasien-pasien dengan IMA STE. Namun didalam pelaksanaannya, banyak pasien yang tidak mendapatkan terapi optimal dan hanya mendapatkan terapi konservatif. Tujuan studi ini bertujuan untuk membandingkan angka kematian di rumah sakit pada pasien dengan IMA – STE yang diterapi dengan fibrinolitik dan terapi konservatif. Metode ; studi ini bersifat retrospektif pada pasien-pasien yang didiagnosis dengan IMA STE dengan onset dibawah 12 jam, antara bulan Oktober 2011 sampai September 2012. Hasil : dari 60 pasien, hanya 24 yang diterapi dengan fibrinolitik dan 36 diantaranya diterapi dengan konservatif. Ada 9 responden yang meninggal yang diterapi dengan fibrinolitik, 6 responden yang diterapi dengan konservatif meninggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan karakteristik responden pada kelompok yang mendapat streptokinase dengan kelompok responden yang mendapatkan regimen konvensional (p>0.05). Secara univariat dari 24 responden yang mendapat streptokinase terdapat dua variabel yang berhubungan secara signifikan terhadap mortalitas yaitu lokasi infark (p=0.041) dan diabetes mellitus (p=0.01). Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan karakteristik responden pada kelompok yang mendapat streptokinase dengan kelompok responden yang mendapatkan regimen konvensional (p>0.05).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectFibrinolytic,en_US
dc.subjectmortality,en_US
dc.subjectSTEMIen_US
dc.titlePerbandingan Angka Kematian di Rumah Sakit pada Pasien-Pasien dengan Infark Miokard Akut dengan Elevasi Segmen ST yang Diberikan Terapi dengan Streptokinase VS Terapi Konservatifen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM097115007
dc.description.pages44 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record