Show simple item record

dc.contributor.advisorRauf, Abdul
dc.contributor.advisorMukhlis
dc.contributor.authorMuhayat
dc.date.accessioned2021-09-14T02:53:10Z
dc.date.available2021-09-14T02:53:10Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/43223
dc.description.abstractOil palm is one the plantation commodities that has an important role for the plantation sub-sector in Indonesia. Major problem that often occurs in oil palm plantations on peatland is low frond desiccation (LFD) which is related to groundwater fluctuations that can affect nutrient availability, nutrient uptake and soil moisture in oil palm plantations. This study aims to know the resistance of several varieties of oil palm plants in the main nursery to water stress as well as the changes in physical, chemical and physiological properties of plants in water stress conditions. This study observes the responses of oil palm in the main nursery stage to water stress condition. This research arranged with Randomized Block Design replicated three times with two factors (four oil palm varieties and five watering stoppage) and aimed to determine. Research is conducted in Gardens Nursery Aek Pancur Pancur Pusat Penelitian Kelapa Sawit Tanjung Morawa and analysis of samples carried in the Laboratory Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan, North Sumatera. Observations included LFD incidence, LFD intensity, seedling height, number of midribs, root wet weight, root dry weight, analysis of peat soil moisture content , chlorophyll analysis, analysis of plant tissue nutrient levels, macro nutrient uptake of plant tissue, chemical analysis of peat soil and growth rate. relatively. Results of the study showed intensity of LFD is highest on the watering stoppage in 5th week (PP5) with LFD intensity values 45,67 %. Genesis dry midrib bottom in started at 2nd week of watering stoppage with intensity LFD ranged from 17.60 to 38.89% . The oil palm varieties that had the highest LFD intensity at 5th week of watering stoppage were found in the Yangambi variety (V1) and the lowest was the Dumpy variety (V4). The decrease in the water content of peat soil. Watering stoppage or drought stress will reduce nutrient levels and nutrient uptake of N, P, K, Ca and Mg in oil palm plants , causing inhibition of the absorption process through mass flow and diffusion. Soil peat with the level of moisture soil that is different will undergo changes in the properties of the soil , including the nature of the chemical soil.en_US
dc.description.abstractKelapa sawit adalah salah satu komoditi perkebunan yang memiliki peranan penting bagi subsektor perkebunan di Indonesia. Masalah utama yang sering terjadi di perkebunan kelapa sawit yang berada di lahan gambut adalah low frond desiccation (LFD) yang berkaitan dengan fluktuasi air tanah yang dapat mempengaruhi ketersediaan hara, serapan hara dan kelembaban tanah di perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan mengetahui ketahanan beberapa varietas tanaman kelapa sawit di main nursery terhadap cekaman kekeringan dan adanya perubahan sifat fisik, sifat kimia dan fisiologis tanaman pada kondisi cekaman kekeringan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial 2 Faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor I yaitu varietas tanaman kelapa sawit, faktor II yaitu pemberhentian penyiraman. Penelitian ini dilakukan di Kebun Pembibitan Aek Pancur Pusat Penelitian Kelapa Sawit Tanjung Morawa dan analisis sampel dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitia Kalapa Sawit Medan, Sumatera Utara. Pengamatan meliputi kejadian LFD, intensitas LFD, tinggi tanaman, jumlah pelepah, bobot basah akar, bobot kering akar, analisis kadar air tanah gambut, analisis klorofil, analisis kadar hara jaringan tanaman, serapan hara makro jaringan tanamn, analisis kimia tanah gambut dan laju tumbuh relatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian dan Intensitas pelepah kering bagian bawah (LFD) yang tertinggi ada pada pemberhentian penyiraman 5 minggu (PP5) dengan nilai intensitas LFD yaitu 45,67%. Kejadian pelepah kering bagian bawah dimulai terjadi pada 2 minggu pemberhentian penyiraman dengan intensitas LFD berkisar 17,60 - 38,89%. Varietas kelapa sawit yang memiliki intensitas LFD tertinggi pada 5 minggu pemberhentian penyiraman terdapat pada varietas Yangambi (V1) dan yang yang terendah pada varietas Dumpy (V4). Penurunan kadar air tanah gambut dari minggu 2 sampai minggu ke 5 mempengaruhi terjadinya penurunan kadar klorofil daun dari minggu ke 2 sampai minggu ke 5. Pemberhentian penyiraman atau cekaman kekeringan yang diberikan akan menurunkan kadar hara dan serapan hara N, P, K, Ca dan Mg pada tanaman kelapa sawit sehingga menyebabkan terhambatnya proses penyerapan melalui aliran masa dan difusi. Tanah gambut dengan tingkat kelembaban tanah yang berbeda akan mengalami perubahan sifat- sifat tanah, termasuk sifat kimia tanahnyaen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectLow Frond Desiccationen_US
dc.subjectOil Palmen_US
dc.subjectPeaten_US
dc.subjectVaretiesen_US
dc.subjectKering Pelepah Bagian Bawahen_US
dc.subjectKelapa Sawiten_US
dc.subjectGambuten_US
dc.subjectVarietasen_US
dc.titleKajian Pelepah Kering Bagian Bawah (Lower Frond Desiccation) Beberapa Varietas Tanaman Kelapa Sawit pada Kondisi Cekaman Kekeringan di Main Nursery dengan Media Gambuten_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM177001026
dc.description.pages117 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record