dc.description.abstract | Identifikasi adalah hal yang utama dari setiap penyelidikan forensik, apakah itu yang dicurigai sebagai barang bukti di TKP ataukah korban yang dipotong –potong dan hangus. Pengidentifikasian sisa jasad manusia yang dipotong – potong telah menjadi suatu tantangan bagi ahli forensik. Masalah ini ditemukan pada kasus bencana massal, ledakan dan kasus pembunuhan dimana tubuh dipotong – potong untuk menyembunyikan identitras korban. Ketika kaki seseorang ditemukan dan dibawa untuk diperiksa dimensi kaki itu, dapat memberikan informasi yang berharga mengenai tinggi dan jenis kelamin orang tersebut.1
Pertumbuhan adalah proses pengukuran yang paling penting, dengan mengukur tinggi badan seseorang, diukur dari panjang tulang – tulang tertentu dan anggota badan lainnya, yang menggambarkan hubungan tertentu dengan tinggi badan seseorang. Hubungan ini sangat bermanfaat secara antrofologi biologi untuk membedakan ras dan secara medikolegal hanya bagian – bagian tubuh tertentu yang dijumpai.
Tinggi badan seseorang secara anatomi seutuhnya meliputi kaki, pelvis, tulang vertebra dan tengkorak dan kontribusi dari masing – masing ini terhadap keanekaragaman pada individu – individu yang berbeda dan juga pada populasi yang berbeda. Oleh karena itu pada penelitian terhadap sisa jasad manusia, para ahli antropologi forensik harus memiliki pengetahuan tentang variasi manusia khususnya pada daerah dan populasi tertentu agar dapat mengidentikasi individu yang belum dikenal. Populasi didasarkan pada perbedaan yang tampak pada pengukuran dan bentuk morfologi dari tulang, dan ini telah mengalami perubahan sepanjang waktu. Oleh karena itu sangat penting bagi ahli antropologi biologi untuk melakukan penelitian terbaru mengenai kelompok – kelompok populasi yang beragam pada daerah geografik yang berbeda. | en_US |