Analisis Komparasi Alternatif Pengganti Tanaman Jeruk di Kabupaten Karo (Studi Kasus di Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe)
View/ Open
Date
2014Author
Siahaan, Eli Paska
Advisor(s)
Iskandarini
Supriana, Tavi
Metadata
Show full item recordAbstract
ELI PASKA SIAHAAN. Comparative Analysis of Alternatives to Citrus In Karo (Case Study in District of Village Sukanalu Barusjahe) Under the guidance of Ir. ISKANDARINI, MM, Ph.D. as chairman and Dr. Ir. TAVI Supriana, MS as a member. Pests and diseases on citrus crops has caused farmers to replace crops including citrus into other plants that are annual plantation crops are coffee and horticultural crops are annuals such as red peppers and cabbage. This study aims to compare farming coffee, red peppers, and cabbage as an alternative to citrus crops. Location research purposively Sukanalu the Village District of Barusjahe because as one of the centers of orange in the Karo district in which there has been a replacement of citrus plants into plants red peppers, cabbage and coffee. The samples are by accident of random sampling that farmers encountered (by chance) directly at the sites. Samples were farmers who had to replace citrus plant became red pepper, cabbage and coffee. The data collected consisted of primary data obtained through questionnaires and interviews directly to the respondents, and secondary data obtained from the relevant authorities. The data analysis method used is analysis of costs and revenues, breakeven analysis, the analysis of price changes, feasibility analysis, financial analysis, and compare mean of two independent samples (t-test). Analysis of the red chili farming per hectare obtained revenues of Rp. 98,751,868, -, R / C ratio = 2.50 and π / C ratio = 1.23. Breakeven revenues of Rp. 12,363,974, -, the break-even production of 828 kg and a breakeven price of Rp. 5993, - / kg. Analysis of the cabbage farming per hectare obtained revenues of Rp. 37,676,015, -, R / C ratio = 3.01 and π / C ratio = 1.73. Breakeven revenues of Rp. 3,674,386, -, the break-even production of 2,448 kg and a breakeven price of Rp. 498, - / kg. Analysis of coffee farming per hectare NPV (Net Present Value) = Rp.60,471,828, Net B / C (Net Benefit Cost Ratio) = 5.52 and an IRR (Internal Rate of Return) = 37.61%. The results of compare mean showed that costs, revenues and profits of farming red chili, cabbage and coffee are highly significant. ELI PASKA SIAHAAN. Analisis Komparasi Alternatif Pengganti Tanaman Jeruk Di Kabupaten Karo (Studi Kasus Di Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe) Di bawah bimbingan Ir. ISKANDARINI, MM, Ph.D sebagai ketua dan Dr. Ir. TAVI SUPRIANA, MS sebagai anggota.
Serangan hama dan penyakit pada tanaman jeruk telah mengakibatkan petani mengganti tanaman jeruk menjadi tanaman lain diantaranya tanaman perkebunan yang bersifat tahunan yaitu kopi dan tanaman hortikultura yang bersifat semusim seperti cabai merah dan kol (kubis). Penelitian ini bertujuan untuk mengkomparasi usahatani kopi, cabai merah, dan kol sebagai alternatif pengganti tanaman jeruk. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposif yaitu Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe karena sebagai salah satu sentra jeruk di Kabupaten Karo dimana telah terjadi penggantian tanaman jeruk menjadi tanaman cabai merah, kol dan kopi. Penentuan sampel adalah secara accident random sampling yaitu petani yang ditemui (secara kebetulan) langsung di lokasi penelitian. Sampel adalah petani yang telah mengganti tanaman jeruk menjadi tanaman cabai merah, kol dan kopi. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer yang diperoleh melalui kuisioner dan wawancara langsung kepada responden, dan data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis biaya dan pendapatan, analisis titik impas (breakeven point), analisis perubahan harga, analisis kelayakan, analisis finansial dan uji beda rata-rata dua sampel bebas (t-test).
Hasil analisis terhadap usahatani cabai merah per hektar diperoleh pendapatan sebesar Rp. 98.751.868,-, R/C ratio = 2,50 dan π/C ratio = 1,23. Titik impas penerimaan sebesar Rp. 12.363.974,-, produksi 828 Kg dan harga Rp. 5.993,-/Kg. Hasil analisis terhadap usahatani kol per hektar diperoleh pendapatan sebesar Rp. 37.676.015,-, R/C ratio = 3,01 dan π/C ratio = 1,73. Titik impas penerimaan sebesar Rp. 3.674.386,-, produksi 2.448 Kg dan harga Rp. 498,-/Kg. Hasil analisis terhadap usahatani kopi per hektar diperoleh NPV (Net Present Value) = Rp.60,471,828, Net B/C (Net Benefit Cost ratio) = 5,52 dan IRR (Internal Rate of Return) = 37,61%. Hasil uji beda rata-rata diperoleh bahwa biaya, pendapatan dan keuntungan usahatani cabai merah, kol dan kopi berbeda sangat nyata.
Collections
- Master Theses [287]
