Penentuan Beberapa Metabolit yang Diduga Merupakan Hapten Imunogenik pada Penderita yang Alergi Kontak terhadap para Fenilendiamin (PFD) Melalui Pemeriksaan Uji Transformasi Limfosit T dan Uji Tempel

Abstract

Background: It has been suspected that Bandrowski's base (BB) and other subtances (para aminophenol and para aminobenzoic acid) are immunogenic hapten in PPD hypersensitivity. Patch test with para-phenylenediamine (PPD) when used for diagnosis of contact dermatitis due to para-phenylenediamine may give either false positive or false negative results. In order to determine the metabolite of PPD as a causative factor of contact dermatitis a lymphocyte transformation test has been used. Objective: To prove that Bandrowski's base (BB), p-aminophenol (PAP), paminobenzoic acid (PABA) are immunogenic hapten and cross reactive in patients with allergic contact dermatitis due to para-phenylenediamine (PPD). Material and Methods: Between the year 2001 to 2003, 14 patients allergic to PPD were subjected to lymphocyte transformation test (LTT) and patch test (PT) with p-phenylenediamine (PPD), p-aminophenol (PAP), p-aminobenzoic acid (PABA). First of all the optimal concentration of BB, PPD, PAP and PABA is determined. In vitro stimulation of lymphocyte blastogenesis was done with the optimal concentration. All in vitro blastogenesis of lymphocyte with all of mitogen were performed in flat bottomed, multiwell microtiter plates. Cultures were set up in duplicate. Results of duplicate cultures are expressed as stimulation index (51) values which are calculated as the ratio of the mean of stimulated cultures to the mean of unstimulated control cultures. Results: All patients allergic to PPD were positifve for patch test with PPD and all control patients were negative for PPD patch test. From the results of patch test to the metabolite of PPD, it was found that 9 out 14 patients (64,3%) were also positifve for patch test with PAP. There were no positive patch test to PABA in patients allergic to contact dermatitis due to PPD. There were significant difference (p0,05) in patients allergic to contact dermatitis due to PPD and normal patients to metabolites of PPD. There were also no difference between the lymphocyte transformations test to PPD and PAAB in patients of contact dermatitis due to PPD and control patients. However there is significant difference (pions tets performed, BB is proved immunogenic hapten on patients allergic to para-phenylene diamine. Based on the results it can be concluded that BB can stimulate T lymphocyte in vitro in patients allergic to PPD and PPD cannot be used as a reliable in vitro test for the assessment of PPD contact sensitivity.

Latar belakang: Ada dugaan bahwa derivat oksdatif dari Para-fenilendiamin (PFD) yaitu Basis Bandrowski's (BB) dan beberapa bahan lainnya (p-aminofenol, p-asam aminobenzoik) adalah suatu hapten imunogenik. Uji tempel dengan para-fenilendiamin untuk menentukan diagnosis dermatitis kontak karena para-fenilendiamin dapat memberikan nilai positip semu ataupun negatip semu. Untuk mengetahui adanya reaksi alergi yang disebabkan oleh metabolit PFD dapat dilakukan pemeriksaan uji transformasi lirnfosit, Tujuan: Menentukan Basis Bandrowski's (BB), p-aminofenol (PAF), p-asam aminobenzoik (PAAB) , yang dapat bereaksi silang dan sebagai hapten imunogenik pada penderita yang alergi terhadap para-fenilendiamin (PFD). Metode: Dari tahun 2001 sampai tahun 2003, 14 pasien yang alergi terhadap para fenilen-diamnin (PFD) dilakukan pemeriksaan uji tempel dengan PFD, (para aminofenol (PAF) dan para amino asam benzoik (PAAB) ,uji transformasi limfosit (UTL) terhadap BB, PFD, PAF dan PAAB. Pertama sekali ditentukan konsentrasi optimal dari PFD, BB, PAF dan PAAB pada orang sehat, Uji transformasi limfosit dilakukan dengan konsentrasi optimal ini. Uji in vitro dari limfosit blastogenesis dengan mitogen ini dilaksanakan dengan menggunakan piring mikro yang banyak dengan dasar rata. Kultur dilakukan dengan dua seri (duplo). Hasil dari kultur dua seri ini dihitung nilai indeks stimulasinya (IS) dengan menghitung rasio nilai rata-rata kultur yang mendapat stimulasi antigen dengan nilai rata-rata kultur yang tidak mendapat stimulasi antigen. Hasil: Semua penderita yang alergi dengan PFD memberikan hasil uji tempel yang positif terhadap PFD, semua kelompok kontrol menberikan hasil uji tempel yang negatif. Dari hasil uji tempel terhadap metabolit PFD didapati 9 dari 14 penderita yang alergi terhadap PFD memberikan hasil uji tempel positif terhadap PAF (64,3%). Tidak satupun yang memberikan hasil positif terhadap PAAB. Sementara uji tempel dengan BB tidak dilakukan karena tidak stabil. Berdasarkan hasil uji transformasi limfosit diketahui bahwa indeks stimulasi BB pada kelompok penderita sangat bermakna (p<0,01) atau lebih besar pada kelompok penderita daripada kelompok kontrol. Tak ada perbedaan antara kelompok penderita dan kelompok kontrol dengan metabolit-metabolit PFD. HasH uji transformasi limfosit antara kelompok penderita dan kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan (p>0,05) terhadap PFD dan PAAB. Hasil uji transformasi limfosit terhadap BB dan PAF menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<O,05) antara kelompok penderita dan kelompok kontrol, dimana hasil uji transformasi limfosit positif lebih banyak pada kelompok penderita. Dari analisis hubungan hasil uji transformasi limfosit PFD dengan metabolit-metabolitnya diketahui hanya BB yang memberikan hubungan positif dengan PFD dimana seluruh hasil uji transformasi limfosit positif dengan PFD juga positif terhadap BB dan seluruh hasil uji transformasi limfosit negatif dengan BB negatif juga dengan PFD. Kesimpulan: Dari urut penelitian uji temper dan uji transformasi limfosit yang dilakukan terbukti BB merupakan hapten imunogenik pada penderita yang alergi dengan PFD . Dapat dipercaya uji transformasi limfosit dengan BB secara in vitro pada pasien dermatitis kontak karena PFD, sedangkan uji transformasi limfosit dengan PFD tidak dapat dipakai sebagai uji yang dipercaya pada pasien yang menderita dermatitis kontak karena PFD.