• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Department of Japanese Literature
    • Diploma Papers
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Department of Japanese Literature
    • Diploma Papers
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Okashi

    View/Open
    Full text (1.072Mb)
    Date
    2017
    Author
    Julianhar, Widya Ramadhani
    Advisor(s)
    Handayani, Diah Syafitri
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Jepang merupakan negara yang mempunyai bermacam – macam kebudayaan. Jepang adalah negara yang memiliki tingkat kekontrasan yang tinggi antara yang modern dan yang tradisional. Keduanya saling mempengaruhi atau bahkan berkontradiksi. Sisi tradisional Jepang tercermin pada kue kue tradisional Jepang yang masih dilestarikan hingga kini. Dalam bahasa Jepang, manisan Jepang disebut dengan wagashi akan tetapi pada umumnya masyarakat Jepang menyebutnya Okashi. Ada berbagai jenis manisan Jepang, seperti : Yōkan, Monaka, Rakugan, Nerikiri, Manjū, Kintsuba, Daifuku mochi, Dango, Uirō, Amanattō dan lain – lain. Di Jepang manisan pasta kacang dibuat dengan mendidihkan beberapa jenis kacang – kacangan, biasanya kacang azuki (kacang merah). Akan tetapi pasta manisan ini biasanya dibuat dari ubi dan bahan lainnya. Ada 2 jenis manisan kacang merah, yang pertama jenis sup kacang merah yang lembut dikenal sebagai Koshi-An, dan kedua jenis yang menggumpal dikenal sebagai Tsubushi-An. Dan yang terakhir manisannya yang memiliki pasta kacang dalam keadaan utuh atau dihancurkan. Sup/pure kacang-An dapat juga dibuat dari tepung instan yang disebut Sarashi-An. Makanan manis dikenalkan ke benua Asia termasuk Jepang pada zaman Nara (645-781) dan dikenal sebagai “buah – buahan Cina” pada waktu itu. Gula juga dikenalkan ke Jepang pada masa Nara. Dikatakan bahwa, gula pertama kali dikirimkan diatas tahun 754 oleh pendeta buddha Cina yang terkenal bernama Ganjin. Gula merupakan bahan utama dalam pembuatan manisan ataupun untuk hal yang lain. Gula pada waktu itu berwarna hitam dan dibuat dengan rebusan dari air tebu yang dikeringkan. Pada masa Heian (782-1184) makanan manis yang disajikan pada berbagai upacara dan hari besar (pesta) digunakan sebagai persembahan untuk dewa Shinto dan dewa Budha. Sampai saat ini, hal ini dibuat tergantung dari bentuk dan metode yang diturunkan dari abad – abad lalu, yaitu sisa dari adat Heian. Makanan yang dipersembahkan untuk Dewa pada masa Heian menjadi makanan untuk golongan atas pada abad-abad selanjutnya. Dan saat upacara minum teh dibangun dan dikembangkan, makanan manis (permen) atau Okashi semacam itu turut disuguhkan dengan teh. Secara umum manisan Jepang memiliki rasa pasta kacang. Bahan – bahan pembuatannya adalah gula, garam, tepung dan kacang azuki. Yang dimana bahan tersebut dicampurkan kedalam panci dan dihancurkan, akan tetapi ada juga dihancurkan menggunakan tas katun ( cotton but ).
    URI
    http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4361
    Collections
    • Diploma Papers [164]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV