dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Operasi Pasar Terbuka (OPT) dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di Indonesia selama kurun waktu tahun 2000 - 2003.
Pemerintah Indonesia dalam rangka menstabilkan nilai tukar rupiah melahirkan suatu pemikiran ulang bagi peranan Bank Indonesia.
Gejolak nilai tukar yang semakin fleksibel tidak dapat dihindari, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang perlu dilakukan adalah upaya meredam gejolak nilai tukar yang berlebihan agar tidak membahayakan perekenomian nasional.
Sejalan dengan kecenderungan banyak bank sentral di dunia untuk memfokuskan sasaran kebijakan moneter kepada pencapaian stabilitas harga, maka pasal 7 dalam UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia secara eksplisit mengamanatkan tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah sebagai sasaran kebijakan moneter yang tersedia bagi Bank Sentral untuk melaksanakan stabilisasi di suatu negara adalah stabilitas tingkat harga, stabilitas suku bunga dan pertumbuhan ekonomi.
Data-data setiap variabel dalam penelitian diperoleh dari Laporan Tahunan Bank Indonesia, Web Site Bank Indonesia serta Buletin Moneter dan Perbankan.
Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan pendekatan uji akar-akar dan pengujian asumsi klasik. Dengan mengambil data time series mulai dari januari 2000 sampai desember 2003 dan diproses dengan program Eviews 4.1. Penelitian ini menemukan bahwa pengaruh hasil lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Posisi Cadangan valuta Asing (PCV) dan Suku Bunga Deposito (SBD) kurang memberikan pengaruh terhadap stabilitas nilai tukar rupiah. Namun ditemukan pula, bahwa hasil lelang SBI dan Suku bunga deposito pada bulan yang lalu memberikan pengaruh yang positif dan signifikan secara statistik terhadap nilai tukar rupiah. | en_US |