Show simple item record

dc.contributor.advisorNasution, Arif
dc.contributor.advisorNasution, Beti
dc.contributor.authorBatubara, Lucie Deviredtravia
dc.date.accessioned2021-09-17T04:12:04Z
dc.date.available2021-09-17T04:12:04Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/43619
dc.description.abstractPlanning generation program is the government’s policy in taking the responsibility for population problem and in facilitating adolescents to learn healthy life behavior organized by BKKBN. It is one of the government’s attempt to develop population in order to support adolescents to do something for the Nation. In its implementation, which is performed by BPP and KB (Women Empowerment and Family Planning Board) of Medan, it seems that it is not what has been expected. The objective of this research was to find out the implementation of Planning Generation Program in school adolescents in Medan. The research used qualitative method. The data consisted of primary and secondary data. They were processed in the form of explanation, interpreted, and analyzed qualitatively, and the conclusion was drawn. The result of the research showed that the planning generation program in school adolescents performed by PIK-R (Teenager Counseling Information Center) did not run maximally in Medan, viewed from the aspects of communication, empowerment, disposition/attitude, and bureaucratic system. The obstacle in communication was solved by doing socialization although it did not run well since it lacked of coordination and communication among the agencies like BPP and KB with the Educational Agency and the Health Agency in Medan in informing adolescents’ health. It also lacks of human resources and financing. In human resources, it lacked of knowledge about the program because of the shortage of seminars, training, and special fostering for implementing the program in the urban level and in the field personnel of PLKB in subdistricts. Training, fostering, and seminars for PIK management at schools and for the program executors were seldom done due to the lack of finance. The implementation of the program through the facility of PIK-R failed because of the lack of communication, knowledge of human resources or program executors, and finance. It is recommended that coordination with other agencies such as the Educational Agency and the Health Agency be provided, and the role of facilitator be needed in helping the program executors.en_US
dc.description.abstractProgram generasi berencana merupakan kebijakan dari pemerintah yang bertanggung jawab mengatasi permasalahan kependudukan dan memfasilitasi remaja mempelajari perilaku hidup sehat yang diselenggarakan oleh BKKBN. Program generasi berencana adalah salah satu upaya pemerintah dalam melakukan pembangunan kependudukan, guna mendukung remaja-remaja Indonesia berguna untuk bangsa. Pada perkembangan pelaksanaan program generasi berencana di Kota Medan dilakukan oleh BPP dan KB (Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana) kota Medan dalam pelaksanan ternyata belum seperti apa yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Program Generasi Berencana pada remaja sekolah di kota Medan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data yang sudah diolah kemudian disajikan dalam bentuk uraian, lalu dintreprestasikan atau ditafsirkan untuk dilakukan pembahasan dan dianalisis secara kualitatif, kemudian untuk selanjutkan ditarik suatu kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa pengembangan program generasi berencana pada remaja sekolah melalui pusat informasi konseling remaja (PIK-R) belum berjalan maksimal di Kota Medan dilihat dari aspek komunikasi, sumber daya, disposisi/ sikap dan struktur birokrasi. Hambatan dalam implementasi program generasi berencana dilihat dari aspek komunikasi yang dilakukan dengan sosialisasi, namun sosialisasi program tidak dilakukan sebagaimana mestinya hal tersebut karena masih kurang kordinasi atau komunikasi antar lembaga lain seperti BPP dan KB kota Medan dengan dinas pendidikan dan dinas kesehatan dalam menyampaikan informasi kesehatan remaja. Aspek sumber daya manusia dan sumber daya dana yang masih kurang. Dilihat dari aspek sumber daya manusia masih kurangnya pengetahuan tentang program generasi berencana dikalangan pelaksana program. Hal ini disebabkan masih kurangnya seminar, pelatihan dan pembinaan khusus untuk pelaksana Program di tingkat kota dan Petugas lapangan keluarga Berencana (PLKB) di kecamatan. Pelatihan, pembinaan dan Seminar baik untuk pengurus PIK disekolah ataupun Pelakasana program disebabkan kurangnya sumber dana. Implemenatasi program generasi berencana pada remaja sekolah melalui wadah PIK-R masih kurang berhasil dikarenakan kurangnya komunikasi, pengetahuan sumber daya manusia atau pelaksana program dan sumber dana.Supaya implementasi program generasi berencana bejalan maksimal juga diperlukan kordinasi lembaga lain seperti dinas pendidikan dan dinas kesehatan serta perlunyaa peran fasilitator yang membantu dalam para pelaksana program.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectImplementation,en_US
dc.subjectPlanning Generation Program,en_US
dc.subjectAdolescenten_US
dc.titleImplementasi Program Generasi Berencana (Genre) pada Remaja Sekolah di Kota Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM147024002
dc.description.pages163 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record