Tematisasi dalam Translasi Dwibahasa: Teks Bahasa Indonesia-Inggris
View/ Open
Date
2010Author
Muchtar, Muhizar
Advisor(s)
Sinar, Tengku Silvana
Saragih, Amrin
Tou, Asruddin B.
Metadata
Show full item recordAbstract
This research that uses Linguistics Systemic Functional (LSF) and Larson’s
and Catford’s theories of translation is basically to observe the fronting idea and
modeling in translation. Fronting idea can be seen from the theme and the shift of
theme when translating. This theme and rheme system is as part of LSF theory, whilst
the ways or systems of translation are seen from Larson’s and Catford’s theories. As a
result, by combining these two theories it can be yielded a new rule in translating
English as a source language and Indonesian as the target one.
There are five different texts as the samples of the research through text
identification. They are (1) The British Council, consists of (a) “Dari Nonton Bal
sampai Rindu Sambal” and (b)” Pasar Kerja Alumni”; (2) Political Speech: Masalah
Luar Negeri: Timur Tengah tetap Vital bagi Kepentingan AS; (3) Text: Coming to
Terms with Technology in Connexions; (4) Text: (a) the importance of English in
Indonesia,(b) Folktale, (c) book entitled; (5) Text: Islamic Speech. Each of the text is
identified of its Theme and Rheme wether Marked Theme, Unmarked Theme, Simple
Theme, Complex Theme, in both singular or plural types. From this identification it
can be known the shift of theme in translation and how they are happened. From the
identification, it can be also known the factors caused the shifts of the theme.
The results of the analysis of the five texts in their translations, it is known that
first of all, Plural Topical Marked Theme is the dominant theme in both languages.
Secondly, there are seven types of theme shift in both languages, i.e. (1) the shift in
simple theme becomes complex or vice versa, (2) the shift in singular theme becomes
plural or vice versa, (3) the shift in marked theme becomes unmarked ones or vice
versa, (4) the shift in theme position, (5) additional theme, (6) omission, and (7)
changing theme. Thirdly, the factors that influence the theme shifts in translation are
caused by shifts of language units from theme or rheme or vice versa. Besides, it is
also found that the additional of language units from English to Indonesian or vice
versa, such as conjunctions, circumstance of place, manner, and time. On the
contrary, it can also be caused by the existence of omission of language unit from
English to Indonesian or vice versa. The shifts, additions, and omissions of language
units cause and influence the forms, types, and the number of themes from Singular
theme becomes Plural ones and vice versa, and from Simple theme becomes the
comples ones or vice versa. Penelitian yang menggunakan teori Systemic Functional Linguistics serta teori
Translasi Larson dan Cadford ini pada dasarnya untuk melihat pengedepanan ide dan
pemodelan dalam translasi. Pengedepanan ide ini dilihat dari Tema dan pergeseran
Tema saat penerjemahan. Sistem Tema dan Rema inilah yang merupakan bagian dari
teori Linguistik Sistemik Fungsional. Sedangkan tata cara atau sistem penerjemahan
itu sendiri dilihat dari teori Translasi Larson dan Cadford. Maka, dengan
penggabungan dua teori ini akan menghasilkan kaidah penerjemahan bahasa Inggris
dan bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber atau sebagai bahasa sasaran.
Lima jenis teks yang berbeda menjadi sample penelitian melalui uji teks atau
identifikasi teks. Kelima teks tersebut adalah (1) British Council, yang meliputi (a)
“Dari Nonton Bal sampai Rindu Sambal” dan (b) “Pasar Kerja Alumni” ; (2) Pidato
Politik: Masalah Luar Negeri: Timur Tengah tetap Vital bagi Kepentingan AS; (3)
Majalah Connexions: Merangkul Teknologi; (4) Majalah Pelangi yang meliputi (a)
“Pentingnya Bahasa Inggris di Indonesia”, (b) Dongeng, (c) Kotak Surat; (5)
Ceramah: Mempedulikan Nasib Kemanusiaan. Setiap teks diidentifikasi atas Tema
dan Rema, baik Tema Bermarkah, Tema Tak Bermarkah, Tema Sederhana, Tema
Kompleks, Tema Tunggal, maupun Tema Majemuk. Dari hasil identifikasi inilah
diketahui adanya pergeseran tema dalam translasi dan bagaimana terjadinya
pergeseran tema dalam translasi. Dari identifikasi ini juga diketahui faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya pergeseran Tema.
Hasil Penelitian terhadap kelima teks ini dalam translasinya diketahui,
pertama, Tema Topikal Majemuk bermarkah merupakan tema dominan baik bahasa
Indonesia maupun bahasa Inggris. Kedua, terdapat tujuh jenis pergeseran tema dalam
dwibahasa Inggris-Indonesia, yaitu (1) pergeseran tema sederhana menjdi kompleks
atau sebaliknya, (2) pergeseran tema tunggal menjdi majemuk atau sebaliknya, (3)
pergeseran tema bermarkah menjadi tak bermarkah atau sebaliknya, (4) pergeseran
posisi tema, (5) penambahan tema, (6) pelesapan, dan (7) perubahan tema. Ketiga,
faktor yang mempengaruhi pergeseran tema dalam translasi disebabkan oleh
pergeseran unit bahasa dari Tema ke Rema atau sebaliknya. Selain itu juga ditemukan
penambahan unit bahasa dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia atau
sebaliknya seperti konjungsi, sirkumstan tempat, cara, dan waktu. Sebaliknya juga
dapat disebabkan adanya pelesapan suatu unit bahasa dari bahasa Inggris ke dalam
bahasa Indonesia atau sebaliknya. Pergeseran, penambahan dan pelesapan unit-unit
bahasa tersebut menyebabkan dan mempengaruhi bentuk, jenis, dan jumlah tema dari
Tema Tunggal menjadi Tema Majemuk dan sebaliknya, dan dari Tema Sederhana
menjadi Tema Kompleks dan sebaliknya.