The Structure of the Toba Batak Conversations
View/ Open
Date
2011Author
Pardede, Hilman
Advisor(s)
Saragih, Amrin
Sinar, Tengku Silvana
Sibarani, Robert
Metadata
Show full item recordAbstract
This disertation focuses on Conversation Analysis (CA) regarding the structure of
Adjecancy Pair (AP) and Turn-Taking in Toba Batak (TB) conversations. The aims of
the research are to explain: a) how the AP of TB conversation operates, b) how the end
of turn is grammatically, intonationally, and semantically projected, and c) how the
Turn-Taking in TB conversation operates. The main theory used is CA theory by
Sacks, Schegloff, and Jefferson (1974). This theory assumes that there are four basic
assumptions in conversation, they are: a) conversation is structurally organized, b)
conversation is jointly produced among participants, c) conversation is contextual, and
d) conversation is locally managed. Since conversation is structurally organized and
sequentially constrained, there can be found structural approach, that is, adjacency
pairs. This exemplifies structural organization as well as orderly sequence of
interaction in conversation. Adjacency pairs give slot to the next position whether
responded or not. When the first is not responded, the second would be noticeably
absent, that leads to a repair actions. As the joint production among participants,
recipients show his or her intersubjectivity as the understanding and inferences of the
the speaker’s utterance. Again, when recipients do not show his or her intersubjectivity,
the speaker may reply with repair work in the next slot, which is called the third
position repair. Since conversation is locally managed, it implies that turn-by-turn
organization of conversation are analyzed.
The research was conducted using qualitative method. The data were collected based
on audio recording and video recording of mundane conversation or casual talk which
constitute fifty texts of conversations. These texts are categorized into two, they are
forty texts dealing with Adjecancy Pair and ten texts dealing with Turn-Taking. The
analysis is based on CA, that is sequential analysis.
The results of the research are: 1) AP of question-answer in TB conversation is not a
basic component in selecting the next speaker, 2) Noticably absent, other than showing
a device to make a repair, it is used to show AP of greeting-greeting, 3) AP of question answer shows greeting-greeting when the answer to the question is not informative, 4)
AP of greeting-greeting, horas-horas is unique and typical as it is a basic component
and able to perform as congratulation-response, leavetaking-leavetaking, 5) AP of
summon-answer shows greeting-greeting since the summon is not responded by an
answer, 6) APs of question-answer, greeting-greeting, and summon-answer are related,
7) Post-offer occurs in TB conversation, 8) AP of invitation embody three kinds of
sequence: pre-expansion, post-expansion, inserted-sequence, 9) APs of offer and
invitation are related, 10) The AP of accusation has a denial response in SPP as
preferred, 11) AP of compliment in TB conversation has a downgrading response in
SPP, 12) AP of complaint has a denial response in SPP as preferred. It is formulated in
disafiliation, 13) APs of acquisition, compliment, and complaint are related, 14) The
first rule of turn-taking (CSSN) is not always applicable in TB conversation, 15) Long silence occurs in lapse, 16) The ends of turn which are grammatically, intonationally,
and semantically projected occur in TB conversation, 17) The rules of Turn-Taking and
the organization such as silence, overlapping talk, and repair are applicable in TB
conversation, 18) Turn-taking are not culturally bound.
The findings imply that learning the adjacency pairs of foreign language can not
depend only on the mechanical structure, but on the ritual constraint, and this is also
effective in the first language (TB). On the other hand, there is a room for turn-taking
to be further studied based on ritual constraint.
It is concluded that there are negative cases in AP and turn-taking of TB. Disertasi ini berfokus pada analisis percakapan yang mengkaji struktur pasangan
berdekatan dan gilir berbicara dalam percakapan bahasa Batak Toba. Tujuan penelitian
ini adalah untuk memerikan: a) bagaimana pasangan berdekatan dalam percakapan
bahasa Batak Toba dipraktekkan, b) bagaimana akhir gilir bicara diproyeksikan secara
gramatikal, intonasional, dan semantikal, dan c) bagaimana gilir bicara dalam
percakapan bahasa Batak Toba (PBBT) dipraktekkan. Teori utama yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teori analisis percakapan oleh Sacks, Schegloff, dan
Jefferson (1974). Terdapat 4 asumsi dasar dalam percakapan berdasarkan teori ini: a)
percakapan terorganisasikan secara struktur, b) percakapan merupakan hasil produksi
sesama partisipan, c) percakapan kontekstual, dan d) percakapan di kelola secara lokal.
Karena percakapan itu terorganisir secara struktur dan dihadapkan pada urutan
(sequence), maka ditemukan suatu pendekatan struktur yang disebut sebagai pasangan
berdekatan. Ini menunjukkan organisasi struktur serta urutan interaksi yang teratur
dalam percakapan. Pasangan berdekatan memberikan tempat kepada posisi/urutan
berikutnya yang dapat direspon maupun tidak. Apabila yang pertama tidak direspon,
yang kedua dapat dipertanggung jawabkan dan menimbulkan tindakan perbaikan.
Sebagai produksi sesama partisipan, pendengar akan menunjukkan keterlibatannya
karena mengerti ujaran pembicara. Apabila pendengar tidak menunjukkan
keterlibatannya, pembicara akan melakukan tindakan perbaikan pada tempat
berikutnya, yang disebut dengan perbaikan pada posisi ketiga. Karena percakapan
dikelola secara lokal, hal ini mengimplikasikan adanya analisis giliran per giliran dalam
percakapan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoda kualitatif. Data dikumpulkan
dengan merekam secara audio dan video melalui percakapan kasual. Data yang
dianalisis ada 50 data yang terdiri dari 2 bagian: 40 data digunakan untuk menganalis
pasangan berdekatan, dan 10 data digunakan untuk menganalisis gilir bicara. Data
dianalisis berdasarkan analisis percakapan, yaitu analisis sekuensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pasangan berdekatan pertanyaan-jawaban
dalam PBBT bukan merupakan komponen dasar dalam menentukan pembicara
berikutnya, 2) Kealpaan jawaban, disamping berfungsi untuk melakukan perbaikan, ia
juga digunakan untuk mengidentifikasi pasangan berdekatan salam-salam, 3) pasangan
berdekatan pertanyaan-jawaban berubah menjadi salam-salam apabila jawaban kepada
pertanyaan tidak informatif, 4) Pasangan berdekatan salam-salam yang dibangun oleh
struktur horas-horas merupakan struktur yang unik dan tipikal karena merupakan
komponen yang mendasar yang mampu bertindak sebagai pasangan selamat-selamat,
berpisah-berpisah, 5) Pasangan berdekatan panggilan-jawaban berubah menjadi salam salam apabila panggilan tidak direspon dengan jawaban, 6) Pasangan berdekatan
pertanyaan-jawaban, salam-salam, dan panggilan-jawaban adalah berhubungan, 7)
Pasangan post-penawaran terjadi dalam percakapan bahasa Batak Toba, 8) Pasangan undangan mencakup tiga sekuen: perluasan awal, perluasan akhir, dan sekuen sisipan,
9) Pasangan tawaran dan undangan adalah berhubungan, 10) Pasangan tuduhan
memiliki respon penolakan pada pasangan kedua sebagai yang diinginkan, 11)
Pasangan pujian mempunyai respon penolakan yang dihaluskan pada pasangan kedua,
12) Pasangan keluhan mempunyai respon penolakan pada pasangan kedua sebagai
yang diinginkan, diformulasikan dalam bentuk ketidakberpihakan, 13) Pasangan
tuduhan, pujian, dan keluhan adalah berhubungan, 14) Kaidah pertama gilir-bicara
(pembicara sekarang memilih pembicara berikut) tidak selalu dapat diaplikasikan
dalam percakapan bahasa Batak Toba, 15) Kesenyapan panjang terjadi dalam
percakapan yang terhenti sementara, 16) Akhir dari giliran yang diproyeksikan secara
gramatikal, intonasional, dan semantikal terjadi dalam percakapan bahasa Batak Toba,
17) Kaidah gilir bicara dan organisasi seperti kesenyapan, percakapan tumpang tindih
dan perbaikan dapat diaplikasikan dalam bahasa Batak Toba, 18) Gilir bicara tidak
terikat secara kultural.
Implikasi temuan ini adalah bahwa belajar pasangan berdekatan bahasa asing dan
bahasa pertama tidak dapat hanya tergantung pada struktur mekanis, tetapi juga harus
tergantung pada hambatan ritual. Pada sisi lain, terbuka wacana untuk mengkaji gilir
bicara berdasarkan hambatan ritual.
Dapat disimpulkan bahwa, terdapat kasus-kasus negatif yang menjadi temuan pada
penelitian ini.