Show simple item record

dc.contributor.advisorSaragih, Amrin
dc.contributor.advisorSinar, Tengku Silvana
dc.contributor.advisorSibarani, Robert
dc.contributor.authorPardede, Hilman
dc.date.accessioned2021-09-24T03:50:27Z
dc.date.available2021-09-24T03:50:27Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/43797
dc.description.abstractThis disertation focuses on Conversation Analysis (CA) regarding the structure of Adjecancy Pair (AP) and Turn-Taking in Toba Batak (TB) conversations. The aims of the research are to explain: a) how the AP of TB conversation operates, b) how the end of turn is grammatically, intonationally, and semantically projected, and c) how the Turn-Taking in TB conversation operates. The main theory used is CA theory by Sacks, Schegloff, and Jefferson (1974). This theory assumes that there are four basic assumptions in conversation, they are: a) conversation is structurally organized, b) conversation is jointly produced among participants, c) conversation is contextual, and d) conversation is locally managed. Since conversation is structurally organized and sequentially constrained, there can be found structural approach, that is, adjacency pairs. This exemplifies structural organization as well as orderly sequence of interaction in conversation. Adjacency pairs give slot to the next position whether responded or not. When the first is not responded, the second would be noticeably absent, that leads to a repair actions. As the joint production among participants, recipients show his or her intersubjectivity as the understanding and inferences of the the speaker’s utterance. Again, when recipients do not show his or her intersubjectivity, the speaker may reply with repair work in the next slot, which is called the third position repair. Since conversation is locally managed, it implies that turn-by-turn organization of conversation are analyzed. The research was conducted using qualitative method. The data were collected based on audio recording and video recording of mundane conversation or casual talk which constitute fifty texts of conversations. These texts are categorized into two, they are forty texts dealing with Adjecancy Pair and ten texts dealing with Turn-Taking. The analysis is based on CA, that is sequential analysis. The results of the research are: 1) AP of question-answer in TB conversation is not a basic component in selecting the next speaker, 2) Noticably absent, other than showing a device to make a repair, it is used to show AP of greeting-greeting, 3) AP of question answer shows greeting-greeting when the answer to the question is not informative, 4) AP of greeting-greeting, horas-horas is unique and typical as it is a basic component and able to perform as congratulation-response, leavetaking-leavetaking, 5) AP of summon-answer shows greeting-greeting since the summon is not responded by an answer, 6) APs of question-answer, greeting-greeting, and summon-answer are related, 7) Post-offer occurs in TB conversation, 8) AP of invitation embody three kinds of sequence: pre-expansion, post-expansion, inserted-sequence, 9) APs of offer and invitation are related, 10) The AP of accusation has a denial response in SPP as preferred, 11) AP of compliment in TB conversation has a downgrading response in SPP, 12) AP of complaint has a denial response in SPP as preferred. It is formulated in disafiliation, 13) APs of acquisition, compliment, and complaint are related, 14) The first rule of turn-taking (CSSN) is not always applicable in TB conversation, 15) Long silence occurs in lapse, 16) The ends of turn which are grammatically, intonationally, and semantically projected occur in TB conversation, 17) The rules of Turn-Taking and the organization such as silence, overlapping talk, and repair are applicable in TB conversation, 18) Turn-taking are not culturally bound. The findings imply that learning the adjacency pairs of foreign language can not depend only on the mechanical structure, but on the ritual constraint, and this is also effective in the first language (TB). On the other hand, there is a room for turn-taking to be further studied based on ritual constraint. It is concluded that there are negative cases in AP and turn-taking of TB.en_US
dc.description.abstractDisertasi ini berfokus pada analisis percakapan yang mengkaji struktur pasangan berdekatan dan gilir berbicara dalam percakapan bahasa Batak Toba. Tujuan penelitian ini adalah untuk memerikan: a) bagaimana pasangan berdekatan dalam percakapan bahasa Batak Toba dipraktekkan, b) bagaimana akhir gilir bicara diproyeksikan secara gramatikal, intonasional, dan semantikal, dan c) bagaimana gilir bicara dalam percakapan bahasa Batak Toba (PBBT) dipraktekkan. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori analisis percakapan oleh Sacks, Schegloff, dan Jefferson (1974). Terdapat 4 asumsi dasar dalam percakapan berdasarkan teori ini: a) percakapan terorganisasikan secara struktur, b) percakapan merupakan hasil produksi sesama partisipan, c) percakapan kontekstual, dan d) percakapan di kelola secara lokal. Karena percakapan itu terorganisir secara struktur dan dihadapkan pada urutan (sequence), maka ditemukan suatu pendekatan struktur yang disebut sebagai pasangan berdekatan. Ini menunjukkan organisasi struktur serta urutan interaksi yang teratur dalam percakapan. Pasangan berdekatan memberikan tempat kepada posisi/urutan berikutnya yang dapat direspon maupun tidak. Apabila yang pertama tidak direspon, yang kedua dapat dipertanggung jawabkan dan menimbulkan tindakan perbaikan. Sebagai produksi sesama partisipan, pendengar akan menunjukkan keterlibatannya karena mengerti ujaran pembicara. Apabila pendengar tidak menunjukkan keterlibatannya, pembicara akan melakukan tindakan perbaikan pada tempat berikutnya, yang disebut dengan perbaikan pada posisi ketiga. Karena percakapan dikelola secara lokal, hal ini mengimplikasikan adanya analisis giliran per giliran dalam percakapan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoda kualitatif. Data dikumpulkan dengan merekam secara audio dan video melalui percakapan kasual. Data yang dianalisis ada 50 data yang terdiri dari 2 bagian: 40 data digunakan untuk menganalis pasangan berdekatan, dan 10 data digunakan untuk menganalisis gilir bicara. Data dianalisis berdasarkan analisis percakapan, yaitu analisis sekuensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pasangan berdekatan pertanyaan-jawaban dalam PBBT bukan merupakan komponen dasar dalam menentukan pembicara berikutnya, 2) Kealpaan jawaban, disamping berfungsi untuk melakukan perbaikan, ia juga digunakan untuk mengidentifikasi pasangan berdekatan salam-salam, 3) pasangan berdekatan pertanyaan-jawaban berubah menjadi salam-salam apabila jawaban kepada pertanyaan tidak informatif, 4) Pasangan berdekatan salam-salam yang dibangun oleh struktur horas-horas merupakan struktur yang unik dan tipikal karena merupakan komponen yang mendasar yang mampu bertindak sebagai pasangan selamat-selamat, berpisah-berpisah, 5) Pasangan berdekatan panggilan-jawaban berubah menjadi salam salam apabila panggilan tidak direspon dengan jawaban, 6) Pasangan berdekatan pertanyaan-jawaban, salam-salam, dan panggilan-jawaban adalah berhubungan, 7) Pasangan post-penawaran terjadi dalam percakapan bahasa Batak Toba, 8) Pasangan undangan mencakup tiga sekuen: perluasan awal, perluasan akhir, dan sekuen sisipan, 9) Pasangan tawaran dan undangan adalah berhubungan, 10) Pasangan tuduhan memiliki respon penolakan pada pasangan kedua sebagai yang diinginkan, 11) Pasangan pujian mempunyai respon penolakan yang dihaluskan pada pasangan kedua, 12) Pasangan keluhan mempunyai respon penolakan pada pasangan kedua sebagai yang diinginkan, diformulasikan dalam bentuk ketidakberpihakan, 13) Pasangan tuduhan, pujian, dan keluhan adalah berhubungan, 14) Kaidah pertama gilir-bicara (pembicara sekarang memilih pembicara berikut) tidak selalu dapat diaplikasikan dalam percakapan bahasa Batak Toba, 15) Kesenyapan panjang terjadi dalam percakapan yang terhenti sementara, 16) Akhir dari giliran yang diproyeksikan secara gramatikal, intonasional, dan semantikal terjadi dalam percakapan bahasa Batak Toba, 17) Kaidah gilir bicara dan organisasi seperti kesenyapan, percakapan tumpang tindih dan perbaikan dapat diaplikasikan dalam bahasa Batak Toba, 18) Gilir bicara tidak terikat secara kultural. Implikasi temuan ini adalah bahwa belajar pasangan berdekatan bahasa asing dan bahasa pertama tidak dapat hanya tergantung pada struktur mekanis, tetapi juga harus tergantung pada hambatan ritual. Pada sisi lain, terbuka wacana untuk mengkaji gilir bicara berdasarkan hambatan ritual. Dapat disimpulkan bahwa, terdapat kasus-kasus negatif yang menjadi temuan pada penelitian ini.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectanalisis percakapanen_US
dc.subjectpasangan berdekatanen_US
dc.subjectgilir bicaraen_US
dc.subjectakhir gilir bicaraen_US
dc.titleThe Structure of the Toba Batak Conversationsen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM078107003
dc.description.pages252 Halamanen_US
dc.description.typeDisertasi Doktoren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record