Perbandingan Hasil Pemeriksaan Metoda Immunochromatograpidc Test (ICT) dengan Pewarnaan Giemsa Pada Infeksi Malaria Falciparum
Abstract
Sampai saat ini malaria masih merupakan problem di daerah tropis negara yang sedang berkembang dengan 300-500 juta kasus dan 2-3 juta meninggal pertahunnya. Kabupaten Mandailing Natal khususnya Kecamatan Penyabungan merupakan daerah endemis malaria. Berdasarkan survai malariometrik tahun 1999/2000 merupakan daerah High Prevalensi Area ( HPA ) dengan dijumpai Parasite Rate (PR ) > 4%. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitas uji tersebut terhadap infeksi P. falciparum. Bahan dan cara Metode yang digunakan adalah uji diagnostik dengan cara tersamar ganda. Sampel diambil dari setiap pasien yang berobat ke puskemas dan Rumah Sakit Penyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, dengan keluhan demam > 37,5°C, pucat, mencret, sakit kepala, Kemudian setiap pasien dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah dengan cara dua metoda yaitu Giemsa dan rCT. Hasil Diperoleh sampel sebanyak 96 orang dengan nilai sensitivitas ICT 76,5%, spesifisitas 68,9%, likelihood ratio + 2,45%, like lihood ratio - 0,34%, nilai prediksi positif 73,6%, nilai prediksi negatif 72,1%, akurasi 73% dan prevalensi 53,1%, pre test odds 1,13%. Kesimpulan Dari penelitian ini disimpulkan ICT dapat digunakan sebagai alat diagnostik alternatif dalam menegakkan diagnosis penyakit malaria falciparum di lapangan secara cepat dan sederhana, oleh karena nilai sensitivitas dan spesifisitas cukup tinggi.
Collections
- Master Theses [351]