Peran Religiusitas yang dimediasi oleh Pemaafan terhadap Kepuasan Pernikahan pada Individu Dewasa Awal

Abstract

The divorce rate in Indonesia continues to increase from year to year. Divorce shows that married individuals are dissatisfied with their married life. Marital satisfaction is a subjective feeling that is felt by husbands and wives regarding feelings of happiness, satisfaction and pleasure for all aspects of their marriage. There are several factors that affect marital satisfaction, such as religiosity and forgiveness. This study aims to determine the positive role of religiosity mediated by forgiveness on marital satisfaction in early adult individuals with marriage age 1-5 years. This study involved 351 individuals of early adulthood (18-40 years) who had a marriage age of 1-5 years in Medan City which were taken by accidental sampling technique. Data collection uses three adapted scales, The Centrality of Religiosity Scale-15 (CRS-15), Transgression-Related Interpersonal Motivations (TRIM-18) Inventory and ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale. The analysis technique used is regression analysis with mediator variables. The results showed that (1) religiosity had a positive role on marital satisfaction, (2) forgiveness had a positive role on marital satisfaction, (3) religiosity had a positive role on forgiveness, and (4) religiosity had a positive role on marital satisfaction which was partially mediated by forgiveness. The implication of this research is that religiosity and forgiveness are factors that contribute to marital satisfaction. Therefore, it is necessary to increase religiosity and forgiveness in an effort to increase satisfaction in marriage.

Angka perceraian di Indonesia, dari tahun ke tahun terus meningkat. Perceraian menunjukkan bahwa individu yang menikah merasa tidak puas terhadap kehidupan pernikahannya. Kepuasan pernikahan merupakan perasaan subjektif yang dirasakan oleh suami maupun istri mengenai perasaan bahagia, puas dan menyenangkan terhadap keseluruhan aspek pernikahannya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan, seperti religiusitas dan pemaafan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran positif religiusitas yang dimediasi oleh pemaafan terhadap kepuasan pernikahan pada individu dewasa awal dengan usia pernikahan 1-5 tahun. Penelitian ini melibatkana 351 orang individu dewasa awal (18-40 tahun) yang memiliki usia pernikahan 1-5 tahun di Kota Medan yang diambil dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan tiga skala yang diadaptasi, yakni The Centrality of Reliiosity Scale-15 (CRS-15), Transgression-Related Interpersonal Motivations (TRIM-18) Inventory dan ENRICH Marital Satisfaction (EMS) Scale. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi dengan variabel mediator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) religiusitas berperan positif terhadap kepuasan pernikahan, (2) pemaafan berperan positif terhadap kepuasan pernikahan, (3) religiusitas berperan positif terhadap pemafaan, dan (4) religiusitas berperan positif terhadap kepuasan pernikahan yang dimediasi secara parsial oleh pemaafan. Implikasi dari penelitian ini adalah religiusitas dan pemaafan merupakan faktor-faktor yang ikut berperan terhadap kepuasan pernikahan. Oleh karena itu, perlu meningkatkan religiusitas dan pemaafan dalam upaya meningkatkan kepuasan dalam pernikahan