Analisis Kausalitas Konsumsi dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Abstract

In several countries, consumption has an important role in economic growth analysis. At the same time, the same situation happens in Indonesia. Based on curiosity of truth that consumption causes Indonesia output growth, the study employs Granger Causality Test. The result found that consumption does not Granger Cause Indonesia output growth rather consumption causes Indonesia output growth. Beside that MPC in 42 years by average is 0.9238. It means the increase in consumption is US$ 0,924 while there is a change US$1, ceteris paribus. Thus the research concludes that the consumption effects on Indonesia economic growth. So that Indonesia Government could use this finding as aggregate demand stimulus. Then aggregate demand led growth aggregate supply or output by induced investment activities. According to findings, consumption may used to stimulate economic growth for example directs subsidize to the poor.

Dalam berbagai analisis pertumbuhan ekonomi komponen konsumsi tclah ditempatkan sebagai faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi. Hal yang sama juga dilakukan di Indonesia. Atas dasar keingintahuan kebenaran konsumsi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dilakukan penelitian hubungan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan metode Uji Kausalitas Granger Ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan dua arah atau timbal balik, melainkan satu arah yakni konsumsi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Disamping itu hasil perhitungan MPC sclama 42 tahun diperoleh adalah 0,9238 menunjukkan bahwa setiap kali terjadi kenaikan pendapatan US$1 akan menyebabkan pertambahan konsumsi Indonesia sebesar US$0,924. Dengan demikian dapat disimpulkan konsumsi mampu mendorong pertumbuhan sehingga pemerintah Indonesia dapat menggunakan konsumsi sebagai stimulus permintaan agregat. Dengan adanya kenaikan permintaan agregat selanjutnya akan mendorong penawaran agregat (kenaikan output) melalui kegiatan investasi ikutan. Sejalan dengan temuan tersebut pemerintah dapat menggunakan APBN sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi masyarakat. Misalnya dengan memberikan subsidi langsung bagi penduduk miskin akan mempunyai daya dorong terhadap pertumbuhan ekonomi.