Model Optimum Budidaya Padi Intensif dengan Pertimbangan Gas Metan pada Sawah Irigasi Teknis
View/ Open
Date
2013Author
Ramija, Khadijah EL
Advisor(s)
Nasution, Zulkifli
Zarlis, Muhammad
Widhiastuti, Retno
Metadata
Show full item recordAbstract
The objectives of this research are (1) to analyze the changing patterns of soil quality, water quality and Methane (CH4) due to cropping index improvement, (2) to analyze productivity and economic due to the increasing of rice cultivation intensity at technical irrigated rice field, (3) to arrange the optimum model of intensive rice cultivation at technical irrigated rice field by Integrated Crop Management (ICM) approach with low methane emission sustainably, and (4) to analyze sustainable index of optimum model of intensive rice cultivation with cropping index improvement at technical irrigated rice field and (5) to arrange the policy strategy in the implementation of optimum model of intensive rice cultivation at technical irrigated rice field by Integrated Crop Management (ICM) with low methane emission sustainably. This research used split plot design. The treatment of irrigation systems as the main split plot factor is intermittent irrigation and continuous system (flooded) and fertilization as sub plot factor which is fertilization treatment are applied, based on the Recommendation of the Minister of Agriculture No. 40/2007 and based on laboratory analysis recommendation with 8 levels of fertilization treatment with 3 replications. Data analysis for soil quality, water, methane emissions, production and rice productivity are done by analysis of variance (ANOVA) and for the analysis of production, productivity and the methane emission are continued into Duncan Multiple Range Test (DMRT) test. Further sustainability analysis of the RAPFISH modification is called Rapfarm (Rapid Appraisal for Farming) by using the multidimensional scaling (MDS) method, to arrange the scenario is used dynamic model systems approach. The result of study showed that intensive rice cultivation by increasing of planting intensity did not reduce soil and water quality and methane emission can be pushed until 66,05%. Cultivation of intensive rice by increasing of planting season up to four planting seasons in a year by ICM approach can increase rice production and productivity up to 30% and also increase farmer’s income significantly. Optimum Model of intensive rice cultivation is by planting rice for four times a year with the planting pattern of rice-rice-rice-rice by using ICM system especially by using intermittent irrigation system and fertilization appropriate for plant nutrients (recommendation from result of laboratory analysis with the dosage 100% plus probiotic). The value of methane with optimum model application can be reduced significantly from 218.826.889,43 kg CH4 to 397.181,03 kg CH4 in 2030. The value of sustainable index of optimum model of intensive rice cultivation has range between 42,84-66,54 (included in the category of sufficiency) and the result of statistical test showed that RAP-INLASIT-IP 400 method is good enough to be used as one of the devices to evaluate the sustainability implementation optimum model of intensive rice cultivation on technical irrigated rice field. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pola perubahan kualitas tanah, kualitas air dan gas Metan (CH4) akibat peningkatan intensitas pertanaman, (2) menganalisis produktivitas dan ekonomi akibat peningkatan intensitas pertanaman padi pada lahan sawah irigasi teknis,(3) menyusun model optimum budidaya padi intensif pada sawah irigasi teknis dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang rendah emisi gas metan secara berkelanjutan, dan (4) menganalisis indeks keberlanjutan model optimum budidaya padi intensif dengan peningkatan intensitas pertanaman pada sawah irigasi teknis serta (5) menyusun strategi kebijakan dalam penerapan model optimum budidaya padi intensif pada sawah irigasi teknis dengan pendekatan PTT yang rendah emisi gas metan secara berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi. Perlakuan Sistem Pengairan sebagai faktor petak utama yakni sistem pengairan terputus dan sistem mengalir secara terus menerus (penggenangan) dan Pemupukan sebagai faktor anak petak yaitu perlakuan pemupukan dilakukan berdasarkan Rekomendasi Permentan No 40 Tahun 2007 dan rekomendasi pemupukan berdasarkan analisis laboratorium dengan 8 taraf perlakuan pemupukan dengan 3 ulangan. Analisis data kualitas tanah, air, emisi metan, produksi dan produktivitas padi dilakuan dengan analisis sidik ragam atau ANOVA dan untuk analisis produksi, produktivitas dan emisi metan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Selanjutnya Analisis Keberlanjutan modifikasi RAPFISH ini dinamakan Rapfarm (Rapid Appraisal for Farming) dengan menggunakan metode multidimensional scaling (MDS), untuk menyusun skenario digunakan pendekatan sistem model dinamik. Hasil penelitian menunjukkan sistem budidaya padi intensif dengan peningkatan intensitas pertanaman tidak menurunkan kualitas tanah dan kualitas air dan emisi metan dapat ditekan sampai 66,05%. Budidaya padi intensif dengan peningkatan intensitas pertanaman sampai empat musim tanam dalam satu tahun dengan pendekatan PTT dapat meningkatkan produksi dan produktivitas padi sampai 30% dan meningkatkan pendapatan petani secara nyata. Model Optimum budidaya padi intensif yaitu menanam padi empat kali dalam satu tahun dengan pola tanam padi-padi-padi-padi menggunakan sistem PTT khususnya dengan sistem pengairan intermittent dan pemberian pupuk sesuai kebutuhan hara tanaman (rekomendasi hasil analisis laboratorium dengan dosis 100% ditambah probiotik). Nilai metan dengan penerapan model optimum dapat diturunkan secara signifikan dari 218.826.889,43 kg CH4 dapat menjadi 397.181,03 kg CH4 pada tahun 2030. Nilai indeks keberlanjutan model optimum budidaya padi intensif, berkisar antara 42,84-66,54 (masuk ke dalam kategori cukup) dan hasil uji statistik menunjukkan bahwa metode RAP-INLASIT-IP 400 cukup baik untuk dipergunakan sebagai salah satu alat untuk mengevaluasi keberlanjutan penerapan model optimum budidaya padi intensif pada sawah irigasi teknis.