dc.description.abstract | Kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Erupsi Gunung Sinabung
pada Program Relokasi Permukiman dilaksanakan pada Masa Tanggap Darurat,
yang secara normatif hanya bisa dilakukan pada fase pascabencana atau ketika
Status Tanggap Darurat Bencana berakhir atau dicabut. Kondisi membiarkan
pengungsi tinggal di pengungsian (shelter) selama ± 1,2 tahun sangat tidak
manusiawi, maka diskresi kebijakan harus ditempuh karena telah terjadi
kekosongan hukum utnuk mendorong kelancaran pemerintahan dalam memulihkan
kehidupan pengungsi sekaligus menghindarkan stagnasi pemerintahan untuk
memenuhi kepentingan umum agar pengungsi dapat kembali hidup layak seperti
sediakala melalui percepatan Relokasi Permukiman.Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui implementasi kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi program
Relokasi Permukiman; faktor-faktor pemicu diskresi harus dijalankan serta untuk
mengetahui diskresi kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Erupsi
Gunung Sinabung Kabupaten Karo pada Program Relokasi Permukiman dari aspek
perencanaan, pelaksanaan dan pendanaan. Metode penelitian yang digunakan yaitu
penelitian diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik penelitian dilakukan
dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian, kesulitan dalam
implementasi kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Program Relokasi
Permukiman disebabkan oleh faktor utama yaitu struktur birokrasi dan disposisi,
Status Tanggap Darurat dan Kemanusiaan menjadi faktor pendukung serta stagnasi
pemerintahan dan kebutuhan mayarakat menjadi faktor penarik untuk diskresi
Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada program Relokasi Permukiman korban bencana
erupsi Gunung Sinabung; Dalam kekosongan hukum, untuk menghindari stagnasi
pemerintah serta mempercepat pelayanan pemerintah, maka diisi secara legal
melalui Instruksi Presiden, Keppres dan Peraturan-Peraturan tertulis sebagai ikutan;
dengan diskresi pembangunan Relokasi Permukiman dapat dilaksanakan lebih
cepat, sehingga masyarakat pengungsi dapat dipulihkan dengan adanya
Permukiman baru. | en_US |