Show simple item record

dc.contributor.advisorMunir, Erman
dc.contributor.advisorHanafiah, Asmarlaili S.
dc.contributor.authorHasibuan, Helena
dc.date.accessioned2021-10-14T06:23:47Z
dc.date.available2021-10-14T06:23:47Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/44557
dc.description.abstractPerkembangan sub sektor perkebunan kelapa sawit memiliki peran penting dalam pembangunan. Pada tahun 2000 luas areal kelapa sawit di Indonesia telah mencapai 3.584.486 ha, sehingga memerlukan pengelolaan limbah yang baik. Pengomposan dapat mengurangi volume dan meningkatkan nilai nutrisi dari limbah tandan kosong sawit (TKS). Selama ini kendala utama dalam pengomposan TKS adalah proses perombakannya secara alami yang lambat sekali. Ada beberapa cara untuk mempercepat proses pengomposan baik secara fisik, kimia maupun biologi. Secara biologi dengan menambahkan mikroorganisme selulolitik yang berkemampuan tinggi dalam merombak TKS seperti jamur, bakteri dan aktinomicetes. Pemberian mikroorganisme selulolitik sebagai aktivator dalam mempercepat dekomposisi TKS akan berdampak positif terhadap lingkungan, siklus hara dan produksi pertanian. Maka dilakukanlah penelitian dengan tujuan mengisolasi dan menguji potensi mikroorganisme selulolitik dalam mendegradasi TKS. Penelitian dilakukan dengan 3 tahap: tahap I dilakukan isolasi, diperoleh 639 isolat yang terdiri atas 465 jamur, 95 bakteri dan 79 aktinomicetes, dari dua perkebunan di Sumatera Utara yaitu PT. Perkebunan Nusantara II kebun Bekala Tanjung Morawa (lokasi I) dan PT. Perkebunan Nusantara IV kebun Adolina (lokasi II). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposif Random Sampling. Tahap II, dilakukan seleksi mikroorganisme selulolitik dengan menguji aktlvitas selulolitik terhadap bahan selulosa Carboxymethyl Cellulose (CMC) dan TKS sehingga didapat 62 isolat yang mampu mendegradasi CMC (menghasilkan gula reduksi) dan 25 isolat menghasilkan gula reduksi tinggi (+++), yang terdiri atas 15 jamur, 7 bakteri dan 3 aktinomicetes, ditemukan 18 isolat yang mampu membentuk zona terang agar yang jelas dibanding dengan isolat berpotensi laboratorium, yaitu: 10 jamur, 6 bakteri dan 2 aktinomicetes. Tahap III dilakukan uji potensi dengan media setulosa cair dan media padat Iimbah TKS, yang menunjukkan bahwa kecepatan dan tingkat aktivitas metabolisme selulosa masing-masing isolat berbeda. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kandungan bahan atau organismenya sendiri. lsolat-isolat yang mempunyai zona terang yang jelas, gula reduksi yang tinggi, pertumbuhan dan biomass tinggi dan dapat menurunkan C/N media limbah TKS, yang terdiri dari genus Aspergillus (AJ24b), Trichoderma (AJ24a, AJ28a, AJ28c), Chaetomium (AJ18b), Cytophaga (HB18a), Sporocytophaga (HB28a) dan Streptomyces (KA18b, LA).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectIsolasien_US
dc.subjectUjien_US
dc.subjectMikroorganismeen_US
dc.subjectSelulolitiken_US
dc.subjectMendegradasien_US
dc.subjectTandan Kosong Sawiten_US
dc.subjectLimbahen_US
dc.titleIsolasi dan Uji Potensi Mikroorganisme Selulolitik dalam Mendegradasi Limbah Tandan Kosong Sawiten_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM017002002
dc.description.pages98 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record