Penerapan Asuhan Kefarmasian di Apotek: Kajian Khusus pada Pasien Asma
View/ Open
Date
2021Author
Sari, Linda Frita
Advisor(s)
Wiryanto
Khairunnisa
Metadata
Show full item recordAbstract
WHO in 2019 revealed that 235 million people suffer from asthma with death rate more than 80% in developing countries. About 45-75% of injuries caused by drug therapy problems are preventable and Pharmacists are the most appropriate health professionals to identify and treat these problems.
Data were carried out based on observation, interviews, and through filling questionnaires by asthma patients who redeem prescriptions at one of pharmacies in Medan from July to November 2020 who met the inclusion criteria. Number of DRP incidents obtained according to PCNE V9.0; level of adherence assessed by MMAS-8 questionnaire score, assessment of therapeutic outcome measured by APE value, and patient's quality of life was assessed by EQ-5D-3L questionnaire. Data were analyzed statistically used the Wilxocon test. The results showed that pharmaceutical care reduced drug-related problems from 0.42±0.500 to 0.03±0.167 and the causes of DRPs decreased from 0.61±1.050 to 0.03±0.167; increased adherence, APE value, and quality of life from 5.416 ± 0.980 to 7.298 ± 0.701; 63.50±7.493 becomes 79.86 ± 4.530, and 0.752 ± 0.103 becomes 0.967 ± 0.760 after the intervention, respectively. Assessment of these four parameters from pre test and post test indicate that the changes that occured were significant (p <0.05).
Based on the results of the study it can be concluded that the pharmaceutical care reduced DRPs, increased adherence, clinical outcomes and quality of life of asthma patients in pharmacy. Menurut WHO tahun 2019, sebanyak 235 juta orang menderita asma dengan angka kematian lebih dari 80% terjadi di negara berkembang. Sekitar 45-75% kejadian kecideraan akibat masalah terapi obat sebenarnya dapat dicegah dan Apoteker merupakan tenaga kesehatan yang paling tepat untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan asuhan kefarmasian terhadap masalah terapi obat, kepatuhan, outcome klinis dan kualitas hidup pasien asma.
Pengumpulan data dilakukan berdasarkan observasi, wawancara, dan melalui pengisian kuesioner oleh pasien asma yang menebus resep di salah satu Apotek di Kota Medan periode Juli-November 2020 dan memenuhi kriteria inklusi. Data berupa jumlah kejadian DRPs yang diperoleh menurut PCNE V9,0; tingkat kepatuhan dinilai dengan menghitung skor hasil kuesioner MMAS-8,penilaian outcome klinis diukur berdasarkan nilai APE, dan kualitas hidup pasien dinilai berdasarkan kuesioner EQ-5D-3L. Data kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji wilcoxon.
Hasilpenelitian menunjukkan bahwa penerapanasuhan kefarmasiandapat menurunkan masalah terkait obat dari 0,42±0,500 menjadi 0,03±0,167 dan penyebab DRPs menurun dari 0,61±1,050 menjadi 0,03±0,167;meningkatkan kepatuhan, nilai APE, dan kualitas hidup masing-masingdari 5,416±0,980 menjadi 7,298±0,701; 63,50±7,493 menjadi 79,86±4,530, dan 0,752±0,103 menjadi 0,967±0,760 setelah intervensi. Hasil penilaian keempat parameter ini dari pre test dan post test menunjukkan perubahan yang terjadi adalah signifikan (p<0,05).
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan asuhan kefarmasian dapat menurunkan jumlah kejadian DRPs, meningkatkan kepatuhan, outcomeklinis dan kualitas hidup pasien asma di Apotek.
Collections
- Magister Theses [356]