Pengaruh Ukuran Partikel Pasta Polishing Berbahan Dasar Cangkang Kerang Darah Terhadap Kekilauan Permukaan Restorasi Resin Komposit Nanohybrid (In Vitro)

Abstract

Salah satu sifat yang diharapkan dalam prosedur finishing dan polishing adalah memperoleh kekilauan permukaan. Pasta polishing komersial yang digunakan saat ini diperoleh secara sintetis. Kekurangan material abrasif sintetis ialah tidak dapat diuraikan secara alami (biodegradable). Cangkang kerang darah yang berasal dari alam dapat dikembangkan menjadi salah satu bahan abrasif. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh ukuran partikel cangkang kerang darah terhadap kekilauan permukaan resin komposit. Cangkang kerang darah yang telah dikumpulkan kemudian dihaluskan menggunakan blender lalu diayak menggunakan 400 mesh yang menjadi ukuran serbuk pertama( 37 μm) selanjutnya disisihkan 10 gram dari ayakan untuk memproses ukuran serbuk kedua yang dihaluskan menggunakan mesin ball-mill( 10 μm). Kedua ukuran serbuk dianalisis menggunakan SEM setelahnya dibuat menjadi sediaan pasta. Sampel sebanyak 32 gigi premolar maksila dibagi menjadi 4 kelompok. Sampel dipreparasi klas V dan direstorasi resin komposit nanohybrid. Sampel dibagi menjadi 4 kelompok polishing yaitu dengan pasta cangkang kerang darah ukuran ≤37 μm, pasta cangkang kerang darah ukuran 10 μm, pasta komersial dan tanpa pasta. Pengujian kekilauan permukaan sampel menggunakan glossmeter. Hasil uji Oneway ANOVA menunjukkaan adanya pengaruh ukuran serbuk partikel pasta polishing terhadap kekilauan restorasi (p<0,05), dengan kelompok ukuran serbuk cangkang ≤10 μm menghasilkan nilai kekilauan permukaan resin komposit nanohybrid yang paling tinggi dibanding permukaan ukuran dengan uji Post Hoc LSD menunjukkan perbedaan yang siginifikan antar setiap kelompok (p<0,05). Permukaan yang dipoles menggunakan cangkang kerang darah menununjukkan nilai kekilauan yang lebih tinggi disbanding pasta komersial. Kesimpulan ukuran partikel abrasif 10 μm pada pasta polishing berbahan dasar cangkang kerang darah berpengaruh terhadap kekilauan permukaan yang lebih tinggi.