dc.contributor.advisor | Zein, Umar | |
dc.contributor.author | Mahruzar, Rudi | |
dc.date.accessioned | 2021-11-02T04:03:46Z | |
dc.date.available | 2021-11-02T04:03:46Z | |
dc.date.issued | 2009 | |
dc.identifier.uri | https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/45070 | |
dc.description.abstract | Backsground : In many countries especially in Africa and Southeast Asia including Indonesia. Malaria disease especially malaria falciparum is still a great problem causing high mortality rate. A lot of antimalarial drugs available now a days are resistant. To solve the antimalarial drug resistancy, several studies, invitro and invivo are kept on attempted in order to find novel antimalarial drugs, some of them are Herbal medicine used in community included sambiloto (Andrograpees paniculata Nees) Aim : To evaluate the effectively of single Herba Sambiloto Extract 250 mg as an antimalarial drug in uncomplicated malaria falciparum. Methods : This study was being conducted in 50 patients fulfilled inclusion criteria, and then randomly given numberized drugs, divided in two groups, group I was given Sambiloto capsules 250 mg (each capsule contains Sambiloto Extract 250 mg (ES250)) and placebo Sambiloto capsule three times a day per oral for five days. Besides that, they were also given four capsules placebo Choloroquine on the first and second day, and two capsules of placebo Choloroquine on the third day, per oral. Group II, was given Sambiloto capsule placebo three times a day for five days per oral. Besides that, they were also taken four capsules of Choloroquine base 150 mg on the first day and the second day, and two capsules of Choloroquine base 150 on the third day per oral. Parasite density was evaluated on days 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 and then on days 14, 21, and 28. Results : Of 50 subjects, there are 21 subjects on ES250 groups who were still being followed until the end of the priod, while there are 20 subjects in ES 250 group. The most common patients complaint was myalgia (88%), and the least was diarrhea (8%). Parasite Clearance Time in ES250 group and ES250+K groups were started from day 7 and did not differ significantly between the two groups. Efficacy of the tested drugs in both groups was more than 90% and did not differ significantly. The most common side effect in both groups was nausea (16%), and the least was shivering (2%). Conclusion : Herba Sambiloto Extract capsule 250 mg is effective as an antimalarial drug. | en_US |
dc.description.abstract | Latar belakang : Di banyak negara terutama dibagian belahan Afrika dan Asia tenggara termasuk Indonesia penyakit malaria terutama malaria falciparum masih merupakan masalah besar yang merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian. Obat malaria yang ada saat ini banyak yang telah resisten. Klorokuin salah satu obat antimalaria yang banyak dilaporkan telah resisten. Untuk mengatasi resistensi obat anti malaria, berbagai penelitian terus dilakukan dalam rangka mencari obat antimalaria baru baik itu secara invitro maupun invivo, diantaranya obat-obat tradisional yang dipakai masyarakat termasuk Sambiloto (Andrographis paniculata Nees). Tujuan : Untuk menilai efektifitas Ekstrak Herba Sambiloto tunggal 250 mg sebagai antimalaria pada malaria falciparum tanpa komplikasi. Metode : Penelitian dilakukan pada 50 pasien yang memenuhi kriteria inklusi yang kemudian secara random diberi obat bernomor, yang kemudian akan diketahui terbagi dalam dua kelompok yaitu : Kelompok I : Diberikan Sambiloto kapsul 250 mg (setiap kapsul mengandung Ekstrak Sambiloto 250 mg (ES250)) dan Sambiloto kapsul plasebo tiga kali sehari selama lima hari Per Oral. Disamping itu diberikan juga empat kapsul Klorokuin plasebo pada hari I dan II serta dua kapsul Klorokuin plasebo pada hari III Per Oral. Kelompok II : Diberikan Sambiloto kapsul 250 mg (setiap kapsul mengandung Ekstrak Sambiloto 250 mg) dan Sambiloto kapsul plasebo tiga kali sehari selama lima hari Per Oral. Disamping itu diberikan juga empat kapsul Klorokuin basa 150 mg pada hari I dan II serta dua kapsul Klorokuin basa 150 mg pada hari III Per Oral. Kepadatan parasit diperiksa pada hari ke 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, kemudian hari ke 14, 21, dan 28. Hasil : Dari 50 subjek, 21 orang pada kelompok ES250 yang mengikuti sampai akhir periode sedangkan pada Kelompok ES250+K sebanyak 20 orang, sedangkan keluhan pasien yang terbanyak adalah mialgia/pegal (88%) dan yang terendah adalah mencret (8%), Parasite Clearance Time kelompok ES250 dan ES250+K mulai pada hari ke 7 dan tidak berbeda bermakna pada kedua kelompok. Efikasi obat uji pada kedua kelompok didapatkan lebih dari 90% dan tidak berbeda bermakna, Efek samping kedua kelompok yang paling banyak adalah mual (16%) dan yang paling sedikit adalah Menggigil (2%). Kesimpulan : Kapsul Ekstrak Herba Sambiloto 250 mg efektif sebagai antimalaria. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi | en_US |
dc.subject | Resistensi Obat Antimalaria | en_US |
dc.subject | Ekstrak Herba Sambiloto | en_US |
dc.title | Ekstrak Herba Sambiloto Tunggal Dibanding Kombinasi dengan Klorokuin pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi Penelitian di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara Februari – Juli 2006 | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.description.pages | 62 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |