Analisis Interferensi pada Karangan Bahasa Jepang Mahasiswa Semester 6 Sastra Jepang FIB USU
Kita Sumatora Daigaku 6 Gakki Nihon Bungaku Bunka Gakubu No Gakusei Ni Sakubun Kansho Bunseki
Abstract
Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan bahasa yang berarti mengkaji tentang fenomena-fenomena bahasa yang digunakan oleh sebuah masyarakat. Sosiolinguistik melihat bagaimana masyarakat menggunakan bahasa dengan tepat dalam kehidupan sehari-harinya.
Interferensi adalah sebuah gangguan/pengacauan bahasa yang dialami oleh penutur bilingual/dwibahasawan. Penyebab interferensi ini adalah dominasi bahasa Ibu atau pengaruh bahasa Ibu yang kuat sehingga masih melekat pada bahasa asing atau bahasa kedua yang sedang dipelajari. Sehingga struktur bahasa Ibu bisa saja terpakai ketika memakai bahasa kedua. Ini akan menyebabkan terhambatnya proses belajar dan bertutur dalam bahasa tersebut.
Interferensi terbagi menjadi 3 yaitu interferensi Leksikal, interferensi Gramatikal dan interferensi fonologi. Interferensi Leksikal berkaitan dengan makna kata yang digunakan dalam sebuah kalimat. Kemudian juga berkaitan dengan Verba, adjektiva, nomina dan lain-lain. Interferensi leksikal membahas bagaimana setiap kalimat akan berbeda berdasar kepada konteks dwibahasawan. Bagaimana verba,adjektiva, nomina satu dengan yang lainnya bisa berbeda.
45
Interferensi Gramatikal adalah interferensi yang terjadi berhubungan pada tata bahasa, pola kalimat/struktur kalimat. Interferensi gramatikal bisa berupa pengurangan atau penambahan morfem, perubahan fungsi morfem, pengabaian morfem wajib dan lain-lain. Interferensi gramatikal menunjukkan bagaimana sebuah kalimat tidak menjadi kalimat yang rampung dikarenakan hal-hal diatas. Untuk mencapai sebuah kalimat yang gramatis harus dimulai dari pemilihan kata, subjek, verba dan keterangan yang tepat.
Dalam penelitian ini penulis mengikutsertakan mahasiswa semester 6 Sastra Jepang FIB USU yang mana mereka telah belajar bahasa Jepang di bangku kampus selama 3 tahun. 3 tahun adalah waktu yang cukup untuk seseorang dianggap memiliki kemampuan bahasa tingkat intermediate/rata-rata. Pada survei penelitian, penulis menyertakan tingkatan ujian yang telah dilalui oleh mahasiswa. Kemudian mahasiswa membuat karangan bebas dan penulis menganalisis hasil karangan tersebut dan ditemukan bahwa dalam karangan telah terjadi interferensi.
Berdasarkan masalah tersebut, penulis memutuskan beberapaa rumusan masalah yaitu Bagaimana wujud Interferensi Gramatikal dan Leksikal dan Bagaimana Interferensi paling dominan yang terjadi pada Terjemahan Mahasiswa Semester 6 Sastra Jepang FIB USU.
Dalam penelitian ini ditemukan 19 kalimat yang mengalami interferensi dalam karangan yang dibuat oleh mahasiswa. Data diatas terbagi menjadi 2 yaitu Interferensi Gramatikal dan Interferensi Leksikal. Hasil karangan menunjukkan bahwa mahasiswa masih dipengaruhi oleh bahasa Ibu dalam proses menerjemahan ke dalam bahasa kedua yaitu bahasa Jepang. Bahasa Ibu yang
46
dipakai dalam keseharian mengalami kontak bahasa dengan bahasa Jepang sehingga mahasiswa masih terpengaruh oleh struktur/pola dan tatanan bahasa Indonesia.
Diantara interferensi yang terjadi, Interferensi Gramatikal adalah yang paling dominan. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami kebingungan dalam menggunakan dua struktur bahasa yang berbeda. Konteks dan kaidah bahasa Ibu masih mendominasi mahasiswa. Kemampuan dalam menggunakan kosakata juga masih kurang tepat sehingga dibutuhkan waktu yang lebih banyak untuk meningkatkan kemampuan.
Collections
- Undergraduate Theses [525]