Show simple item record

dc.contributor.advisorSaladin, T. Ilham
dc.contributor.authorNasution, M. Rasyid Rido
dc.date.accessioned2021-11-02T04:27:41Z
dc.date.available2021-11-02T04:27:41Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/45081
dc.description.abstractThe purpose of this study was to find out the types of social solidarity and their obstacles in maintaining family harmony of the Ranah Batahan Pasaman Barat immigrant community in the city of Medan which were gathered in two associations, namely Pusat Pembangunan Sumber Daya Manusia Saroha (PPSDM Saroha) and Ikatan Keluarga Batahan dan Sekitarnya (IKBS). The research method used is descriptive using a qualitative approach. The research informants consisted of the administrators of the two associations as primary sources. While secondary sources consist of books, magazines, bulletins, and reports of relevant research results. Data collection tools are using observation, in-depth interviews and documentation studies. In terms of data analysis techniques, namely using data reduction, data display, data verification, and conclusions. The results of the study indicate that the immigrant community from the Origin of the Batahan realm in the city of Medan has seven types of social solidarity in maintaining family harmony. First, socio-religious solidarity and friendship. Second, education social solidarity. Third, socio-economic solidarity. Fourth, social solidarity, please help. Fifth, social solidarity gotong royong. Sixth, socio-cultural solidarity. Seventh, social solidarity of da'wah tourism. The seven types of social solidarity have until now been firmly entrenched among the board and members so that they seem to get along, get along well, without discrimination and regardless of the social status of the members. Meanwhile, the obstacles faced in realizing social solidarity include; First, the busy work of the administrators and members. Second, it is still weak in the use of IT (Information Technology). Third, the members' homes are far apart and do not have private vehicles. Fourth, there are still many arrears in the payment of monthly dues and social benefits. Fifth, the board and some members lack the social spirit of the association. Sixth, dual membership. Seventh, one-way communication. Eighth, it is still weak in coordinating religious and social activities.en_US
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis solidaritas sosial dan hambatannya dalam menjaga harmoni keluarga masyarakat perantau Ranah Batahan Pasaman Barat di kota Medan yang terhimpun dalam dua perkumpulan yaitu Pusat Pembangunan Sumber Daya Manusia Saroha (PPSDM Saroha) dan Ikatan Keluarga Batahan dan Sekitarnya (IKBS). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Para informan penelitian terdiri dari pengurus kedua perkumpulan tersebut sebagai sumber primer. Sedangkan sumber sekunder terdiri atas buku-buku, majalah, bulletin, dan laporan hasil penelitian yang relevan. Alat pengumpulan data yaitu menggunakan observasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Dari segi teknik analisis data yakni menggunakan reduksi data, display data, verifikasi data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat perantau Asal Ranah Batahan di kota Medan memiliki tujuh jenis solidaritas sosial dalam menjaga harmoni keluarga. Pertama, solidaritas sosial keagamaan dan silaturrahim. Kedua, solidaritas sosial pendidikan. Ketiga, solidaritas sosial ekonomi. Keempat, solidaritas sosial tolong menolong. Kelima, solidaritas sosial gotong royong. Keenam, solidaritas sosial budaya. Ketujuh, solidaritas sosial wisata dakwah. Ketujuh jenis solidaritas sosial tersebut sampai sekarang terpatri kuat di kalangan pengurus dan anggota sehingga kelihatan akur, akrab, tanpa terjadi diskriminasi dan tidak memandang status sosial anggota. Sedangkan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan solidaritas sosial meliputi; Pertama, kesibukan bekerja para pengurus dan anggota. Kedua, masih lemah dalam penggunaan IT (Informasi Teknologi). Ketiga, rumah para anggota yang berjauhan dan tidak punya kendaraan pribadi. Keempat, masih banyak menunggak pembayaran uang iuran bulanan dan santunan sosial. Kelima, pengurus dan sebagian anggota kurang memiliki jiwa sosial perkumpulan. Keenam, rangkap keanggotaan. Ketujuh, Komunikasi satu arah. Kedelapan, masih lemah mengkoordinir kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectSocial solidarityen_US
dc.subjectfamily harmonyen_US
dc.subjectoverseasen_US
dc.subjectMedan cityen_US
dc.subjectSolidaritas sosialen_US
dc.subjectharmoni keluargaen_US
dc.subjectrantauen_US
dc.subjectkota Medanen_US
dc.titleSolidaritas Sosial Masyarakat Perantau Ranah Batahan Pasaman Barat dalam Menjaga Harmoni Keluarga di Kota Medan (Studi Terhadap Perkumpulan Pusat Pembangunan Sumber Daya Manusia Saroha dan Ikatan Keluarga Batahan dan Sekitarnya)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM170901001
dc.description.pages142 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record