Show simple item record

dc.contributor.advisorDaulay, Harmona
dc.contributor.authorSitompul, Alfredo Yoshua
dc.date.accessioned2021-11-03T03:51:24Z
dc.date.available2021-11-03T03:51:24Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/45124
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana seorang pria lumberseksual dapat hadir sebagai citra baru maskulinitas masa kini di kota Medan. Maskulinitas diketahui memiliki hubungan yang begitu erat dengan situasi sosial dalam menentukan eksistensinya, begitupula sifatnya yang dinamis menyesuaikan dengan kondisi waktu, ras dan budaya pada suatu tempat. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan mengambil 9 responden wawancara di kota Medan. Fashion pria lumberseksual cukup mudah untuk dikenali dengan adanya kepemilikian facial hair yang tebal pada wajah, menggunakan kemeja flannel, denim / leather, grooming.. Selain penampilan, pria lumberseksual juga didukung dengan adanya keberadaan barbershop dan clothing store khusus pria di kota Medan. Pria lumberseksual di kota Medan dikategorikan sebagai pria maskulin yang berpenampilan tanpa adanya atribut yang terkesan feminim dan mengarah pada maskulinitas hegemonik yang diklasifikasikan sebagai The Gladiator Retroman. Selayaknya pria macho, lumberseksual dilihat menjadi sebuah variasi baru dari pria macho yang berkembang dimasyarakat dengan mengutamakan penampilan fashion yang tangguh dan tidak berpatok pada bentuk fisik tubuh saja.en_US
dc.description.abstractThis reseacrh aims to provide an overview of how a lumbersexual can be present as a new image of masculinity in Medan. Masculinity is known to have a very close relationship with social situations in determining its existence, as well as its dynamic nature adapting to the conditions of time, race and culture in a place. The method used is descriptive with a qualitative approach and takes 9 interview respondents in Medan. The existence of lumbersexual men is quite easy to recognize by having thick facial hair on the face, using flannel shirts, denim / leather and grooming. In addition to appearance, the existence of lumbersexual men is also supported by the existence of barbershops and clothing stores specifically for men in the city of Medan. Lumbersexual in Medan are categorized as masculine men who look without any attributes that seem feminine and lead to hegemonic masculinity which are classified as The Gladiator Retroman. Like macho men, lumbersexuals are seen as a new variation of macho men who are developing in the community by prioritizing strong fashion appearances and not only based on the physical shape of the body.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPria Lumberseksualen_US
dc.subjectMaskulinitasen_US
dc.subjectFashion dan Men Studiesen_US
dc.titlePria Lumberseksual sebagai Citra Baru Maskulinitas Masa Kini di Kota Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM160901061
dc.description.pages162 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record