Show simple item record

dc.contributor.authorTarigan, Jerahim
dc.date.accessioned2021-11-03T04:59:32Z
dc.date.available2021-11-03T04:59:32Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/45143
dc.description.abstractMalaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di terutama di negara – negara tropik . Berbagai upaya pemberantasan malaria telah dilakukan tetapi prevalensi malaria masih tetap tinggi, hal ini disebabkan adanya berbagai hambatan dalam pemberantasan malaria diantaranya resistensi vektor terhadap insektisida dan resistensi parasit terhadap obat anti malaria. Resistensi parasit malaria terhadap klorokuin muncul pertama kali di Thailand pada tahun 1961 dan di Amerika serikat pada tahun 1962. Dari kedua fokus ini resistensi menyebar keseluruh dunia. Di Indonesia resistensi Plasmodium falciparum terhadap klorokuin pertama kali dilaporkan di Samarinda pada tahun 1974, kemudian resistensi ini terus menyebar dan pada tahun 1996 kasus - kasus malaria yang resisten klorokuin sudah ditemukan diseluruh propinsi di Indonesia. Di Medan provinsi Sumatera Utara Endang dkk melaporkan adanya kasus malaria yang resisten klorokuin sebanyak 6 kasus selama periode Januari 2001 hingga April 2001. Resistensi Plasmodium falciparum terhadap sulfadoxin - pirimetamin pertama kali dilaporkan oleh Hutapea pada 9 kasus di Irian Jaya , kemudian Rumans dkk melaporkan adanya 1 kasus malaria impor yang resisten sulfadoxin- pirimetamin yang berasal dari Irian Jaya, yang mana sebelumnya daerah itu telah dinyatakan resisten terhadap klorokuin pada tahun 1981. Dengan munculnya resistensi parasit Plasmodium falciparum terhadap klorokuin dan sulfadoxin – pirimetamin ini mengakibatkan pemberantasan malaria menjadi semakin rumit sementara mekanisme terjadinya resistensi belum diketahui pasti apalagi menurut penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Biomolekuler Eijman Jakarta yang menyatakan bahwa hampir 100% parasit malaria di Indonesia telah mengalami mutasi gen dan kebal terhadap klorokuin dan antara 30-100 % kebal terhadap sulfadoxin – pirimetamin.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectKina Tetrasiklinen_US
dc.subjectMalaria Falciparumen_US
dc.subjectKomplikasien_US
dc.subjectMultidrugen_US
dc.titleKombinasi Kina Tetrasiklin pada Pengobatan Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi di Daerah Resisten Multidrug Malariaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.description.pages20 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record