dc.description.abstract | Merupakan suatu hal yang umum untuk dipercayai bahwa depresi bisa mengakibatkan penyakit semakin parah. Apakah hal tersebut berlaku untuk kanker? Seberapa buruk yang bisa terjadi? Suatu instrumen yang digunakan untuk investigasi manifestasi depresif, Beck Depression Inventory atau BDI, adalah suatu kuesioner yang selalu digunakan dalam studi-studi psikologi klinis dan psikiatri. Tes tersebut juga sudah divalidasi untuk penderita-penderita non psikiatrik, termasuk penderita-penderita kanker, telah menjadi standar di kelasnya. Kuesioner tersebut juga telah digunakan dengan sukses untuk penderita-penderita kanker.1 Ancaman untuk hidup sehat seseorang yang berakhir dalam ketakutan dan disforia bisa bermanifestasi sebagai gangguan ansietas dan/atau depresif, yang merupakan gangguan psikiatrik yang paling sering dalam kasus-kasus kanker.2 Telah dipikirkan bahwa depresi merupakan tipe gangguan mental yang paling sering. Van’t Spijker menganggap bahwa depresi adalah satu-satunya perubahan psikologis yang berhubungan dengan kanker. Walaupun demikian, dokter-dokter sering sekali meremehkan level depresi pada penderita-penderita ini.1 Ide bahwa depresi merupakan faktor etiologik dalam perkembangan kanker telah tersebar luas dalam populasi umum dan diantara profesional kesehatan. Hipotesis yang berlaku untuk hubungan tersebut adalah depresi mengganggu fungsi imun, yang kemudian mempredisposisi seseorang ke awal atau progresi penyakit neoplastik.3 Depresi muncul di sekitar 7% dari populasi umum, lebih sering pada wanita dan lanjut usia. Bagaimanapun, diantara mereka yang menderita kanker, prevalensi depresi lebih tinggi secara signifikan, walaupun angkanya bervariasi luas antara satu penelitian dengan penelitian lainnya.4 Perkiraan bahwa prevalensi depresi sedang hingga berat pada penderita-penderita kanker rawat inap berkisar dari 17% hingga 25%. | en_US |