Sindrom Metabolik pada Pasien Skizofrenik Rawat Jalan
Abstract
Tujuan Penelitian: Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi sindrom metabolik pada pasien skizofrenik yang mendapat pengobatan antipsikotik yang sedang rawat jalan dan untuk mengetahui proporsi sindrom metabolik pada pasien skizofrenik yang mendapat pengobatan antipsikotik yang sedang rawat jalan berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan dan tujuan khususnya untuk mengetahui apakah sindrom metabolik pada pasien skizofrenik berbeda berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan dan agar pasien skizofrenik yang memiliki sindrom metabolik di rujuk ke endokrinologis untuk mendapat penilaian dan penatalaksanaan yang tepat. Metode Penelitian: Penelitan ini merupakan penelitian analitik dengan studi cross sectional untuk menilai berapakah proporsi sindrom metabolik pada pasien skizofrenik yang mendapat pengobatan antipsikotik yang sedang rawat jalan dan berapakah proporsi sindrom metabolik pada pasien skizofrenik yang mendapat pengobatan antipsikotik yang sedang rawat jalan berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan dan apakah sindrom metabolik pada pasien skizofrenik berbeda berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan. Sampel adalah 90 pasien skizofrenik yang berobat jalan di RS Jiwa Daerah Provsu Medan. Penelitian dilakukan dari bulan Desember 2007 sampai dengan Mei 2008. Data-data dikumpulkan dimana pasien diukur berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, dan tekanan darah. Pasien kemudian puasa makanan selama 10-12 jam dimulai jam 22.00 wibb dan diperiksa keesokan harinya: trigliserida, HDL, KGD puasa. Kemudian nilainya dicatat dan disesuaikan, apakah memenuhi 3 dari 5 kriteria sindrom metabolik menurut definisi NCEP ATP III A. Dan analisis statistik menggunakan uji hpotesis chi-square. Perbedaan dikatakan bermakna bila p<0.05. Hasil Penelitian: Dari penelitian ini didapat bahwa rerata lingkar pinggang, BMI, tekanan darah baik sistolik dan diastolik, serta kadar trigliserida pada pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik lebih tinggi daripada yang tanpa sindrom metabolik. Rerata kadar HDL pada pasien skizofrenik dengan sindrom metabolik dan yang tanpa sindrom metabolik didapati perbedaan yang kecil [32,22(11,88) mg/dl vs 31,29(11,47)mg/dl]. Didapati pasien skizofrenik rawat jalan yang mengalami sindrom metabolik menurut definisi NCEP ATP III A berjumlah 9 orang (10%), dengan proporsi sindrom metabolik yang paling banyak terjadi pada pasien skizofrenik kelompok umur 50-59 tahun (33.3%); perempuan (55.6%); batak (66.7%); yang tidak kawin dan yang kawin dimana kedua kelompok ini sama (44.4%) tingkat pendidikan SMU (55,6%) dan yang tidak bekerja (66.7%). Tidak terdapat perbedaan bermakna di sindrom metabolik pada pasien skizofrenik rawat jalan berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, pendidikan dan pekerjaan. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna di sindrom metabolik pada pasien skizofrenik rawat jalan berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, pendidikan dan pekerjaan.
Collections
- Master Theses [159]