Perbedaan Rata-Rata Rigiditas Okuler pada Miopia dan Hipermetropia di RSUP H. Adam Malik Medan
View/ Open
Date
2003Author
Tanjung, Halimatussakdiah
Advisor(s)
Tanjung, Azman
Sitepu, Masang
Arma, Abd. Jalil Amri
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengukuran tekanan intraokuli merupakan hal yang penting pada pemeriksaan mata, karena peningkatan tekanan intraokuli dapat merusak ganglion sel & berakibat rusaknya papil dan lapangan pandang sehingga menimbulkan kebutaan. Tekanan intraokuli merupakan tekanan yang dihasilkan oleh isi bola mata terhadap dinding bola mata. Tekanan ini dipengaruhi oleh lapisan dinding bola mata dan volume bola mata yang terdiri dari : akuos humor, korpus vitreus, pembuluh darah intraokuli dan isisnya. (1,2) Tonometer Schiotz merupakan tonometer indentasi yang dipakai sampai saat ini. Tekanan bola mata diukur dengan meletakkan tonometer pada kornea dan mengukur dalamnya indentasi kornea oleh plunger yang diberi beban tertentu. Keuntungan alat ini adalah harganya murah, kontruksinya sederhana, mudah digunakan, dan tidak memerlukan suatu slit lamp (lampu celah), sehingga dapat dipakai secara luas di klinik. Kelemahannya yaitu terabaikannya faktor kekakuan sklera. Rigiditas sklera yang tidak normal dapat diketahui dengan menggunakan pemberat yang berbeda pada saat pengukuran. Mata dengan rigiditas sklera yang normal, tekanan bola mata tetap sama walaupun dengan pemberat yang berbeda. Jika rigiditas sklera tidak normal, maka tekanan bola mata dengan pemberat yang berbeda akan berbeda. (1,2,3)
Collections
- Master Theses [143]