dc.contributor.advisor | Sinar, T. Silvana | |
dc.contributor.advisor | Lubis, Syahron | |
dc.contributor.advisor | Takari, Muhammad | |
dc.contributor.author | Amri, Yusni Khairul | |
dc.date.accessioned | 2021-11-09T03:08:21Z | |
dc.date.available | 2021-11-09T03:08:21Z | |
dc.date.issued | 2017 | |
dc.identifier.uri | https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/45428 | |
dc.description.abstract | Performance indigenous oral traditions mangupa horja godang Angkola (patobang anak or haroan boru), mangupa horja godang oral tradition as advice from households with supplication to Allah, God Almighty. This tradition, it is believed by the indigenous communities to restore vigor to the body (paulak tondi tu badan).
Dissertation is titled "Oral Tradition Mangupa horja godang Indigenous Angkola" as the object of study are: the performance of the oral tradition mangupa horja godang customary Angkola, then do performance, indeksicality,, particypant, analysis of text, contexts, and context, paved the fungtion, meaning, values of local wisdom and efforts to, model, revitalize the tradition mangupa horja godang as a model for preservation of indigenous Angkola ,
Analyzing data used antropolinguistik as the entrance to the theory of antropolinguistik Duranti mangupa horja godang used to be known oral tradition used Folley theory perspective, Ong, and Finnegan to examine the text, co-text and context. Then assess the contents by looking at the value of local knowledge then made efforts to revitalize the performance patterns of indigenous oral traditions mangupa horja godangAngkola as a model of conservation. The method used did a survey, interviews with key informants, a source of primary data at a ceremony mengupa and secondary data by collecting data, analyzing data.
The results of data analysis findings of local moral values, namely: a) the human relationship with the Creator (relational of god). b) the meaning of human life (human nature) bersilaturahim with relatives and communities, c) human relationship with the natural surroundings (man nature), d) human relationship with time (time), e) Advice to be industrious and enterprising, thrifty, and religious (job / work), f) advice that the pillars of peace (being a harmonious family); g) the aesthetic value of humility, politeness customary, the expectation that the marriage of a lifetime; i) The value and significance of indigenous philosophical pangupa material, j) Indigenous peoples Angkola align with religious customs ( 'ombar do custom dohot worship' k) occurrence of shifting the execution time mangupa horja godang tradition; l) coronation harajaon title (title matobang) to the bride and family Suhut, m) The bride and groom are not traditional ceremonies (maradat) still has effect throughout the customs debt that must be paid customs until they have sustenance. | en_US |
dc.description.abstract | Performansi tradisi lisan mangupa horja godang adat Angkola (patobang anak atau haroan boru), tradisi lisan mangupa horja godang sebagai nasihat hidup berumah tangga dengan bermohon kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini, dipercaya oleh komunitas adat untuk mengembalikan semangat ke badan (paulak tondi tu badan).
Desertasi ini berjudul “Tradisi Lisan Mangupa horja godang Masyarakat Adat Angkola” sebagai objek kajian adalah: performansi tradisi lisan mangupa horja godang adat Angkola, kemudian dilakukan analisis performansi, indeksikalitas, partisipasi pada teks, koteks, dan konteks, kemudian melihat fungsi serta makna, meretas nilai dan norma, kearifan lokal serta upaya membuat model dan merevitalisasi tradisi mangupa horja godang sebagai model pelestarian adat Angkola.
Penganalisisan data digunakan antropolinguistik sebagai jalan masuk pada tradisi mangupa horja godang digunakan teori antropolinguistik duranti diketahui tradisi lisan dipakai teori perspektif Folley, Ong, dan Finnegan untuk mengkaji teks, ko-teks, dan konteks. Kemudian mengkaji isi dengan melihat nilai kearifan lokal kemudian dilakukan upaya merevitalisasi pola performansi tradisi lisan mangupa horja godang adat Angkola sebagai model pelestarian. Metode yang digunakan melakukan survey, wawancara dengan informan kunci, sumber data primer pada upacara mengupa dan data sekunder dengan mengumpulkan data lapangan, menganalisis data.
Hasil analisis data performansi tradisi lisan mangupa horja godangdengan mempersiapkan: a) bahan pangupa, b) tempat upacara, c) menentukan posisi tempat duduk, dan d) gilir pemberian kalimat nasihat „hata sipaingot‟. Temuan nilai kearifan lokal yaitu: a) hubungan manusia dengan Sang Khalik. b) makna hidup manusia, bersilaturahim dengan sanak keluarga dan masyarakat, c) hubungan manusia dengan alam sekitarnya, d) hubungan manusia dengan waktu, e) nasihat agar rajin dan giat berusaha, hemat, dan taat beragama (pekerjaan/ karya), f) nasihat agar rukun damai (menjadi keluarga sakinah); g) nilai estetis kerendahan hati, kesantunan berbahasa adat, harapan agar perkawinan sekali seumur hidup; i) nilai dan makna filosofis adat bahan pangupa, j) masyarakat adat Angkola mensejajarkan adat dengan agama „ombar do adat dohot ibadat‟ k) terjadinya pergeseran waktu pelaksanaan tradisi mangupa; l) penabalan gelar harajaon (gelar matobang) kepada pengantin dan keluarga suhut, m) pengantin yang belum melakukan upacara adat (maradat) tetap memiliki hutang adat berlaku sepanjang adat yang wajib dibayar sampai mereka memiliki rezeki. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | tradisi mangupa horja godang | en_US |
dc.subject | antropolinguistik | en_US |
dc.subject | semiotik | en_US |
dc.subject | nilai-nilai | en_US |
dc.title | Tradisi Lisan Mangupa Horja Godang Masyarakat Adat Angkola | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM128107012 | |
dc.description.pages | 392 Halaman | en_US |
dc.description.type | Disertasi Doktor | en_US |