Pemantauan Kadar Imunoglobulin M (lgM) dan Imunoglobulin G (lgM) Chlamydia pneumoniae pada Penderita Asma di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan
Abstract
Asma sebagai kelainan saluran pernafasan kronik mempunyai prevalensi yang
makin terus meningkat dalam dua hingga tiga dekade terakhir ini. 1.2.3 Sampai
saat ini terjadi peningkatan terhadap angka morbiditas ataupun mortalitas asma
di Indonesia dan hal tersebut menjadi masalah kesehatan yang cukup serius,
walaupun pemahaman terhadap pengobatan asma bertambah baik. Prevalensi
asma di Indonesia berkisar antara 2% hingga 4% atau 3 hingga 5 juta orang
dan sebanyak 1% diantaranya memerlukan perawatan rumah sakit karena
serangan asma akut yang berat, hal ini kemungkinan disebabkan oleh diagnosa
yang terlambat serta penatalaksanaan yang tidak tepat. 4
. Menurut Haahtela T,
secara klinis asma sering tidak terdiagnosa secara cepat dan keterlambatan ini
merupakan suatu hal yang sangat bermasalah dalam penanganan penderita.
Dikutip dari 5
Teori dasar penyebab asma sangat komplek, melibatkan interaksi antara
faktor genetik, paparan alergen dan faktor lingkungan (populasi udara, rokok,
infeksi saluran pernafasan). 6 Infeksi viral dan Mycoplasma penumoniae ( M.
penumoniae) telah menimbulkan implikasi terhadap makin meluasnya penyakit
tersebut. Pengamatan pertama tentang hubungan antara infeksi Chlamydia
penumoniae ( C. penumoniae) dengan semakin meluasnya asma dilakukan pada
tahun 1986.1
Proses inflamasi kronik pada orang dewasa sering tidak diketahui
penyebabnya. 7
Akhir-akhir ini C. pneumoniae merupakan penyebab penyakit
pernafasan pada manusia yang menyebar secara endemik dan epidemik, diduga
penularannya dari orang ke orang melalui sekret pernafasan dengan masa
inkubasi beberapa minggu setelah penularan. 7,8,9 C. pneumoniae, diindentifikasi
sebagai suatu bakteri patogen intraseluler pada manusia, dapat berperan dalam
penyebab timb ulnya asma yang mungkin sebagai sensitisasi alergi ( allergic
sensitization),10 infeksi terbanyak didapati pada daerah pernafasan dan sering
memperlihatkan gejala ringan atau tanpa gejala.9,10,11,12,13,14 Keadaan infeksi
akut pada saluran nafas bagian atas dan bawah dijumpai sekitar 70% hingga
90% kasus, 15 organisme ini akan menetap beberapa bulan pada saluran nafas
atas yang dapat menjadi progresif sehingga memperburuk penyakit asma
dimana keadaan ini akan berlanjut menjadi asma kronik.14 Penelitian yang
dilakukan di Australia, dari 170 penderita asma, didapati 80% terinfeksi C.
pneumoniae,16,17 dan sekitar 40% hingga 60% dari populasi orang dewasa di
seluruh dunia menunjukan bahwa infeksi C . penumoniae sebagai bakteri
patogen pada manusia, umumnya menyebabkan infeksi yang berulang. 1,8,13
Menurut Monica Kraft dkk, menyatakan bahwa penelitian terbaru yang
menunjukan infeksi kronik saluran pernafasan oleh C. penumoniae dapat menyebabkan perburukan yang mungkin pada penderita asma tersebut dapat
diobati berdasarkan penyebabnya. 18,19
.
Collections
- Master Theses [183]