Pemetaan dan Strategi Pembinaan Praktik Farmasi Komunitas di Kota Padangsidimpuan
View/ Open
Date
2021Author
Harahap, Cory Linda Futri
Advisor(s)
Wiryanto
Khairunnisa
Metadata
Show full item recordAbstract
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker, namun faktanya sering dijumpai bahwa Apoteker
tidak berada pada tempat prakteknya. Ketidakhadiran apoteker menyebabkan
mutu pelayanan kefarmasian termasuk kategori di bawah standar sampai kategori
kurang.
Tujuan penelitian adalah untuk melakukan pemetaan terkait kategori praktik
farmasi komunitas di Kota Padangsidimpuan dan menentukan strategi pembinaan
yang harus dilakukan.
Penelitian dilakukan dengan cara membagikan rubrik peniliaian secara
langsung kepada 30 Apoteker penanggungjawab apotek di kota Padangsidimpuan.
Data adalah identitas dan pilihan responden terhadap 2 atau 3 deskripsi tingkat
pemenuhan standar dengan masing-masing skala tiga poin, 0, 2, dan 4 pada setiap
elemennya. Tingkat pemenuhan standar terdiri dari kategori berdasarkan poin
kumulatif, dan berdasarkan rerata poin dari masing-masing 5 aspek standar,
meliputi profesionalisme, manajerial, dispensing, asuhan kefarmasian, dan
pelayanan kesehatan masyarakat, digambarkan dalam diagram jaring laba-laba
(spider web).
Hasil pemetaan kategori praktek farmasi terhadap 30 praktik farmasi
komunitas di kota Padangsidimpuan : 8 apotek memperoleh kategori sangat baik,
5 apotek kategori baik, 3 apotek kategori cukup, 3 apotek kategori kurang, 5
apotek kategori di bawah standar, 5 apotek kategori tidak layak, 1 apotek kategori
sangat tidak layak.
Praktik farmasi komunitas di Kota padangsidimpuan termasuk
kategori di bawah standar, Stategi pembinaan yang dilakukan sesuai kategori
yang diperoleh oleh masing-masing apotik. Sararan pembinaan adalah
peningkatan level kategori apotek menjadi 1 level di atasnya. Strategi
pembinaan yang di tawarkan adalah pembinaan tahap awal mengusahakan
peningkatan kehadiran apoteker dari waktu ke waktu, pembinaan tahap
antara meningkatkan keterlibatan apoteker dalam pekerjaan kefarmasian di
apotek, pembinaan tahap lanjut meningkatkan kualitas pelayanan di apotek. Pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmacists
practice pharmacy, but in fact it is often found that pharmacists are not in practice.
The absence of pharmacists causes the quality of pharmaceutical services to fall
under the standard category to the poor category.
The purpose of the study was to map the categories of community
pharmacy practice in Padangsidimpuan City and determine the coaching strategy
that must be carried out.
The research was conducted by distributing an assessment rubric directly
to 30 pharmacists in charge of pharmacies in the city of Padangsidimpuan. Data is
the identity and choice of respondents to 2 or 3 descriptions of the level of
standard compliance with three-point, 0, 2, and 4-point scales for each element.
The level of standard compliance consists of categories based on cumulative
points, and based on the average points of each of the 5 aspects of the standard,
including professionalism, managerial, dispensing, pharmaceutical care, and
public health services, depicted in a spider web diagram.
The results of mapping the category of pharmacy practice to 30
community pharmacy practices in the city of Padangsidimpuan: 8 pharmacies
obtained very good category, 5 pharmacies in good category, 3 pharmacies in
sufficient category, 3 pharmacies in the poor category, 5 pharmacies in the
substandard category, 5 pharmacies in the unfeasible category, 1 pharmacy
category is not very feasible. After simulating the coaching strategy from 5
selected pharmacies, the pharmacy category increased to 1 level above it.
The practice of community pharmacy in Padangsidimpuan City is
included in the substandard category, the coaching strategy is carried out
according to the category obtained by each pharmacy. Guidance advice is to
increase the level of the pharmacy category to 1 level above it. The coaching
strategy offered is the initial stage of fostering seeking to increase the presence of
pharmacists from time to time, the intermediate stage of increasing the
involvement of pharmacists in pharmacy work in pharmacies, developing
advanced stages of improving the quality of services in pharmacies.
Collections
- Magister Theses [356]