Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat pada Puskesmas di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi
View/ Open
Date
2021Author
Irawati, Sasmita
Advisor(s)
Khairunnisa
Dalimunthe, Aminah
Metadata
Show full item recordAbstract
Penggunaan obat yang tidak rasional masih menjadi masalah besar dalam mencapai terapi yang efektif dan efisien untuk kesehatan pasien. Menurut Kemenkes RI peresepan di Indonesia masih tergolong belum rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kerasionalan penggunaan obat di puskesmas ditinjau dari indikator peresepan dan rerata biaya obat pada Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota TebingTinggi.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode studi cross- sectional menggunakan data retrospektif berupa rekam medis dan resep pasien. Rasionalitas obat dilakukan terhadap 3 jenis penyakit yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) non-pneumonia, diare non spesifik dan myalgia. Analisis data ditinjau dari batas toleransi indikator peresepan yang ditetapkan Kemenkes RI dan rerata biaya obat.
Hasil penelitian menunjukan rerata jumlah obat tiap pasien pada ISPA non-pneumonia, diare non spesifik dan myalgia berturut-turut adalah 3,16; 3,50; 3,10 untuk Kabupaten Serdang Bedagai dan 3,38; 3,39; 2,96 untuk Kota Tebing Tinggi. Rerata persentase penggunaan antibiotik pada ISPA non-pneumonia dan diare non spesifik adalah 26,49% dan 38,24% untuk Kabupaten Serdang Bedagai dan 66,55% dan 70,55% untuk Kota Tebing Tinggi. Rerata persentase peresepan injeksi pada myalgia adalah 2,9% untuk Kabupaten Serdang Bedagai dan 0% untuk Kota Tebing Tinggi. Rerata biaya obat pada ISPA non-pneumonia, diare non spesifik dan myalgia berturut-turut adalah Rp 5.716; Rp 12.001; Rp 2.778 untuk Kabupaten Serdang Bedagai dan Rp 5.143; Rp 14.296; Rp 3.889 untuk Kota Tebing Tinggi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah rasionalitas penggunaan obat di puskesmas Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi masih belum rasional. Irrational use of drugs is still the big problem in achieving effective and efficient therapy for patient health. According to the Indonesian Ministry of Health, prescribing in Indonesia is still not rational. This study aims to evaluate the rationale of drug use in public health centers in terms of prescribing indicators and the average cost of drugs in SerdangBedagaiDistrict and Tebing Tinggi City.
This research is a descriptive with a cross-sectional study method using retrospective data in the form of medical records and patient prescriptions. The rationale for the drug is carried out for 3 types of diseases, namely non-pneumonia Upper Respiratory Tract Infection (URTI), non-specific diarrhea and Myalgia. Data analysis was reviewed from the tolerance limits for prescribing indicators set by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia and the average cost of drugs.
The results showed that the average number of drugs per patient for non-pneumonic URTI, non-specific diarrhea and myalgia was 3,16; 3,50; 3,10 for Serdang Bedagai District and 3.38; 3.39; 2.96 for Tebing Tinggi City. The average percentage of antibiotic use in non-pneumonic URTI and non-specific diarrhea was 26.49% and 38.24% for Serdang Bedagai District and 66.55% and 70.55% for Tebing Tinggi City. The average percentage of injection prescrition for Myalgia was 2.9% for Serdang Bedagai District and 0% for Tebing Tinggi City. The average cost of drugs for non-pneumonic URTI, non-specific diarrhea and myalgia was IDR 5.716; IDR 12.001; IDR 2.778 for Serdang Bedagai District dan IDR 5.143; IDR 14.296; IDR 3.889 for Tebing Tinggi City.
The conclusion of this study is the rationality of drug use in the publik health centers of Serdang Bedagai District and Tebing Tinggi City is still not rational.
Collections
- Magister Theses [356]