Show simple item record

dc.contributor.advisorHADIBROTO, BUDI R
dc.contributor.advisorABOET, ASWAR
dc.contributor.authorDiza, Miranda
dc.date.accessioned2021-11-18T03:40:47Z
dc.date.available2021-11-18T03:40:47Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/45771
dc.description.abstractLatar belakang dan tujuan:Cara kerja Injeksi kontrasepsi kombinasi bila diberikan dalam dosis yang direkomendasikan kepada wanita setiap bulan akan menghambat sekresi gonadotropin, yang bertujuan untuk mencegah maturasi follicular dan ovulasi, pengentalan dan penurunan volume lendir cervix sehingga mengurangi penetrasi sperma dan penipisan endometrium dan memperkecil kemungkinan implantasi, tetapi tidak menekan produksi estradiol sehingga diharapkan tidak menyebabkan penurunan densitas mineral tulang. Cara kerja utama DMPA sebagai kontrasepsi adalah menekan ovulasi. DMPA menghambat sekresi hipofise, terutama pelepasan siklik dari Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH), dengan menekan sintesis estradiol (E2) dan progesteron dari ovarium. Karena estrogen memegang peranan kunci dalam mencapai massa tulang, efek DMPA mungkin dapat menyebabkan osteopenia dan meningkatkan resiko jangka panjang dari fraktur. Diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui seberapa jauh perbedaan perubahan densitas mineral tulang yang ditimbulkan injeksi kombinasi dan DMPA sebagai metode kontrasepsi. Rancangan penelitian : Suatu penelitian quasi eksperimental dan dilakukan analisa perbandingan penurunan densitas mineral tulang antara kelompok peserta injeksi kombinasi dan KB DMPA yang memenuhi kriteria penerimaan mulai januari 2006 hingga jumlah sampel tercapai di wilayah kerja Puskesmas Mandala Analisa Statistik: Data dianalisa dengan uji statistik Chi square, uji t-test independent , dan uji exact fisher dengan taraf signifikan (?) sebesar 0,05. Hasil: Sampel dibagi atas 2 kelompok penelitian yaitu 20 orang peserta injeksi kombinasi dan 20 orang KB DMPA. Didapatkan rerata DMT pada kelompok pemakai injeksi kombinasi dengan T-score 0,498 ? 0,990 dan Z score 0,511 ? 0,989. Sementara pada kelompok injeksi DMPA dijumpai rerata DMT dengan T-score -0,438 ? 1,13 dan Z score -0,295 ? 1,059. Secara statistik dengan mengunakan uji t-test independen didapati perbedaan densitas mineral tulang yang bermakna antara kelompok pemakai KB injeksi kombinasi dengan kelompok pemakai KB DMPA (p < 0,05 ), baik nilai DMT berdasarkan nilai T-score maupun Z-score. Hasil penelitian ini tidak ditemukan kasus osteoporosis dan 2 pasien osteopeni (T-score –1,74 dan –1,02) pada kelompok pemakai KB injeksi kombinasi. Pada pemakai KB DMPA ditemukan 1 kasus osteoporosis dengan T-score ( -2,94 ), dan 2 pasien dengan osteopeni (T-score –2,36 dan -1,61 ). Tidak dijumpai perbedaan densitas mineral tulang yang bermakna berdasarkan pada lama pemakaian kontrasepsi, perbedaan umur peserta KB , BMI, kebiasaan hidup, dan pola reproduksi pada kedua kelompok penelitian. Kesimpulan: Didapatkan densitas mineral tulang menurun secara bermakna pada kelompok pemakai KB DMPA lebih dari 2 tahun dibandingkan dengan kelompok pemakai KB injeksi kombinasi. Densitas mineral tulang tidak berbeda bermakna berdasarkan pada lama pemakaian, perbedaan umur peserta KB , BMI, kebiasaan, dan pola reproduksi pada kedua kelompoken_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPerbandingan Densitas Mineral Tulang Pada Pemakai Kontrasepsi Kombinasi Dengan Depomedroksiprogesteron Asetat Untuk Jangka Panjang Di Puskesmas Mandala Medanen_US
dc.titlePerbandingan Densitas Mineral Tulang pada Pemakai Kontrasepsi Kombinasi dengan Depomedroksiprogesteron Asetat Untuk Jangka Panjang Di Puskesmas Mandala Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.description.pages85 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record