dc.contributor.advisor | Lubis, Zulkifli | |
dc.contributor.author | M Lubis, Ahmad Djunaidi | |
dc.date.accessioned | 2021-12-03T04:10:54Z | |
dc.date.available | 2021-12-03T04:10:54Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.identifier.uri | https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/45956 | |
dc.description.abstract | Ahmad Djunaidi M Lubis, 2019, Title Skiesis: Mararirayo: Ethnographic Study of Mandailing Communities in Welcoming the Fasting Month and Eid in Kel. Gunung Baringin Kec. PanyabunganTimur Kab. Mandailing Christmas: consists of 5 chapters, 98 pages, 3 tables and 34 pictures Indonesia's wealth is not only its natural resources, but also its diverse culture. Every region in Indonesia must have its own culture so that Indonesian society is called a multicultural society. One of the multicultural characteristics can be seen in the diversity of ethnic cultures, cultures related to religion, and regional cultural diversity. Likewise in Mandailing Natal precisely in Gunung Baringin Village and Parmompang Village, East Panyabungan District where there are various traditions carried out by the community in welcoming the fasting month and Eid. The interesting thing for researchers to conduct this research is because in the process of tradition there is collaboration to carry out various traditions so as to strengthen friendship among fellow Mandailing people. This study aims to describe in depth (thick description) about the traditions carried out by ethnic Mandailing in the Gunung Baringin Village and Parmompang Village, East Panyabungan District in Mararirayo activities, especially regarding these traditions whether they continue or have changed in carrying out these traditions. From the results of the study obtained data that the Parmompang community has a number of different traditions and different times of implementation with the Gunung Baringin community and also some traditions carried out before fasting, including paying vows, cleaning graves, and when fasting, namely buying Eid clothes, then before Lebaran do activities making cake, going home, poken bante, and mangalomang and at the time of Eid Hajj namely, marpangir, mangan manyogot, manjalang, marbecak-becak and lubuk larangan while in hajj pilgrimage the people of Gunung Baringin do pay vows and the Parmompang community the same as as in generalpeople cut the qurban and share it. | en_US |
dc.description.abstract | Kekayaan Indonesia tidak hanya sumber daya alamnya saja, tapi juga beragam budaya yang dimilikinya. Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki kebudayaannya masing-masing sehingga masyarakat Indonesia itu disebut masyarakat multikultural.Salah satu ciri-ciri multikultural tersebut dapat dilihat dalam adanya keberagaman budaya suku bangsa, budaya yang terkait dengan agama, maupun keberagaman budaya daerah. Demikian halnya di Mandailing Natal tepatnya di Kelurahan Gunung Baringin dan Desa Parmompang Kecamatan Panyabungan Timur dimana ada berbagai tradisi yang dilakukan masyarakat dalam menyambut bulan puasa dan lebaran. Hal yang menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini ialah karena dalam proses tradisi tersebut timbul kerja sama untuk melakukan berbagai tradisi tersebut sehingga memperkuat silaturahmi antar sesama masyarakat Mandailing.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam (thick description) mengenai tradisi yang dilakukan oleh etnis Mandailing di Kelurahan Gunung Baringin dan Desa Parmompang Kecamatan Panyabungan Timur dalam kegiatan Mararirayo, terutama mengenai tradisi tersebut apakah terus berlanjut atau sudah ada perubahan dalam melakukan tradisi-tradisi tersebut
Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa masyarakat Parmompang memiliki beberapa tradisi yang berbeda dan waktu yang berbeda dalam pelaksanaannya dengan masyarakat Gunung Baringin dan juga beberapa tradisi yang dilakukan sebelum puasa yang diantaranya,membayar nazar,membersihkan kuburan, dan pada saat puasa yaitu membeli baju lebaran, kemudian menjelang lebaran melakukan kegiatan mambaen kue, mudik, poken bante, dan mangalomang dan pada saat lebaran haji yaitu, marpangir, mangan manyogot, manjalang,marbecak-becak dan lubuk larang sedangkan di lebaran haji masyarakat Gunung Baringin melakukan membayar nazar dan pada masyarakat Parmompang sama seperti halnya masyarakat pada umumnya memotong qurban dan membaginya. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | tradisi | en_US |
dc.subject | ritual | en_US |
dc.subject | puasa | en_US |
dc.subject | lebaran | en_US |
dc.subject | Mandailing | en_US |
dc.title | Mararirayo: Studi Etnografi Masyarakat Mandailing dalam Menyambut Bulan Puasa dan Lebaran di kel. Gunung Baringin Kec. Panyabungan Timur Kab. Mandailing Natal | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM140905029 | |
dc.description.pages | 100 Halaman | en_US |
dc.description.type | Skripsi Sarjana | en_US |