| dc.description.abstract | Diabetes Melitus menurut World Health Organization (WHO) adalah penyakit yang disebabkan hiperglikemia atau banyaknya glukosa dalam darah serta adanya kelainan pada proses metabolisme akibat kekurangan insulin. Penyakit ini banyak diderita masyarakat Indonesia. Pasien diabetes melitus memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi pada rongga mulut karena kurangnya kesadaran diri. Kesadaran diri sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan terhadap manajemen diet, aktivitas fisik, serta mencegah terjadinya komplikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesadaran diri pasien diabetes melitus tipe 2 serta tingkat kesadaran diri berdasarkan tingkat pendidikan maupun status gikemik (terkontrol dan tidak terkontrol) terhadap komplikasi rongga mulut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah responden 40 responden. Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner kemudian dianalisis secara univariat dan dihitung dalam bentuk persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kesadaran diri pasien diabetes melitus tipe 2 terhadap komplikasi rongga mulut adalah 45% memiliki tingkat kesadaran diri rendah. Tingkat pendidikan SD 10%, 5% pada SMP dan 27,5% pada SMA memiliki tingkat kesadaran diri rendah, sedangkan pada pendidikan tinggi 15% memiliki tingkat kesadaran diri sedang. Jika dilihat dari status glikemik sebagian besar pasien memiliki tingkat kesadaran diri sedang 7,5% pada status glikemik terkontrol dan 42,5% pasien memiliki tingkat kesadaran diri rendah pada status glikemik tidak terkonrol. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang berobat di Instalasi Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam di RSUP H. Adam Malik
Medan adalah pasien dengan tingkat kesadaran diri rendah, pasien tebanyak dengan tingkat pendidikan SMA memiliki tingkat kesadaran diri rendah, mayoritas pasien memiliki status glikemik yang tidak terkontrol juga memiliki tingkat kesadaran diri rendah. | en_US |