Pengaruh Desinfeksi Cetakan Alginat dengan Sodium Hipoklorit dan Minyak Jarak (Ricinus Communis Oil) terhadap Jumlah Candida albicans dan Stabilitas Dimensi Model Studi

Abstract

Bahan cetak alginat merupakan bahan yang paling sering digunakan karena penggunaannya mudah, harga terjangkau, dan dapat diterima dengan baik oleh pasien. Saat melakukan pencetakan, bahan cetak yang dimasukkan ke rongga mulut akan mengalami kontak dengan permukaan dalam rongga mulut dan saliva. Hal ini menyebabkan mikroflora, salah satunya Candida albicans akan melekat pada permukaan cetakan sehingga dapat menyebabkan infeksi silang. Pencegahan penularan infeksi dan kontaminasi silang dapat dilakukan dengan cara melakukan desinfeksi pada bahan cetak sebelum dilakukan pengisian gipsum. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam memilih desinfektan yaitu larutan desinfeksi dapat menghilangkan mikroorganisme dan pengaruh desinfeksi terhadap stabilitas dimensi bahan cetak. Bahan cetak alginat mempunyai sifat imbibisi yaitu menyerap air, penyerapan ini terjadi karena adanya sifat hidrofilik alginat yang menyebabkan cetakan alginat mengembang sehingga mudah terjadi ekspansi yang berakibat pada ketidakakuratan cetakan alginat. Teknik penyemprotan merupakan teknik yang efektif untuk mengurangi sifat imbibisi alginat yang dapat memengaruhi stabilitas dimensi cetakan alginat. Desinfektan dapat menggunakan bahan kimia maupun alami. Desinfektan kimia yang paling sering digunakan adalah sodium hipoklorit dan bahan alami yang mulai dikenal di bidang kedokteran gigi adalah minyak jarak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh desinfeksi cetakan alginat dengan sodium hipoklorit dan minyak jarak (Ricinus communis oil) terhadap jumlah Candida albicans dan stabilitas dimensi model studi. Rancangan penelitian adalah eksperimental laboratoris dengan post test only control group design. Sampel penelitian adalah cetakan alginat dan modelstudi yang terbuat dari gips tipe III yang diperoleh dari hasil pengisian cetakan model master rahang atas yang sudah dippreparasi dengan round bur pada mesio – insisal insisivus sentral kanan, cups mesio – palatal molar pertama kiri, dan cups mesial – palatal molar pertama kanan yang digunakan sebagai garis AP dan CA. Total sampel yang digunakan sebanyak 60 sampel yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu jumlah Candida albicans dan stabilitas dimensi dan tiga sub kelompok yang terdiri dari kelompok akuades, sodium hipoklorit 0,5%, dan minyak jarak 10% yang masing-masing kelompok berjumlah 10 sampel. Sampel jumlah Candida albicans dilakukan perhitungan menggunakan alat colony counter (Stuart Scientific, Great Britain) dan uji stabilitas dimensi menggunakan alat kaliper digital (Krisbow, Cina). Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh desinfeksi cetakan alginat dengan sodium hipoklorit dan minyak jarak terhadap jumlah Candida albicans dengan nilai p = 0,0001 (p<0,05), selanjutnya ada pengaruh desinfeksi dengan sodium hipoklorit dan minyak jarak terhadap stabilitas dimensi model studi dilihat dari garis AP dengan nilai p = 0,0001 (p<0,05), dilihat dari garis CA model studi p = 0,0001 (p<0,05). Nilai stabilitas dimensi antar masing-masing kelompok masih dalam batas toleransi yaitu <0,5%. Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa desinfeksi cetakan alginat dengan minyak jarak memiliki efektivitas yang hampir sama dengan sodium hipoklorit dalam mengurangi jumlah Candida albicans namun terjadi perubahan dimensi meskipun nilai perubahan dimensi tersebut masih dalam batas toleransi.