Peluang Budaya Batak Toba dalam Mendukung Keberhasilan Pariwisata Kawasan Danau Toba, Parapat

Abstract

Toba Batak culture is very important for the development of Lake Toba tourism in Parapat. Toba 3H Batak culture (Hamoraon, Hagabeon, and Hasangapon) is a culture that is strongly held by the Toba Batak people. And the culture is carried out in daily living habits including the way the Toba Batak people in Parapat treat tourists and if tourists are satisfied, of course there will be tourism development. So in this study will look at the attitudes, attention, actions, and anticipation of tourism actors both local Toba Batak communities, business people and related parties in increasing the development of tourism in Parapat. The methodology used in this research is qualitative research with a descriptive approach. The informants in this study were key informants in this study were tribal chiefs who knew Batak culture well, the main informants in this study were domestic tourists with Toba Batak and foreign tourists who ended up in Parapat and additional informants in this study were business actors and givers tourism services such as traders, hotel entrepreneurs, restaurant entrepreneurs, hotel servants, restaurant servants, parking attendants, etc., and tourism observers and responsible government agencies such as the Tourism Office and BPS The results of this study indicate that Batak Toba culture can have a positive and negative impact on Lake Toba tourism, but in this study it was seen that Batba Toba 3H culture had a negative impact on the development of tourism. It can be seen how the Toba Batak people serve tourists. The obstacles faced are the habit of the Batak Toba people who are very hard and want to be respected, making tourists not want to return to Parapat.

Kebudayaan Batak Toba sangat penting bagi perkembangan pariwisata Danau Toba di Parapat. Budaya Batak Toba 3H (Hamoraon,Hagabeon,dan Hasangapon) merupakan budaya yang sangat dipegang teguh oleh masyarakat Batak Toba. Dan budaya tersebut dibawa dalam kebiasaan hidup sehari hari termasuk cara masyarakat Batak Toba di Parapat memperlakukan wisatawan dan jika wisatawan puas maka tentu saja akan terjadi perkembangan pariwisata. Maka pada penelitian ini akan melihat sikap, perhatian, tindakan (aksi) dan antisipasi pelaku pariwisata baik masyarakat Batak Toba setempat, pelaku usaha maupun pihak terkait dalam meningkatkan perkembangan pariwisata di Parapat. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan dalam penelitian ini yaitu informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala suku yang mengetahui budaya batak dengan baik, informan utama dalam penelitian ini adalah wisatawan domestik yang bersuku Batak Toba dan wisatawan mancanegara yang berkujung ke Parapat dan informan tambahan dalam penelitian ini adalah pelaku usaha dan pemberi jasa pelayanan pariwisata seperti pedagang,pengusaha hotel,pengusaha rumah makan, pelayan hotel,pelayan rumah makan,tukang parkir, dsb, dan pengamat pariwisata dan instansi pemerintah yang bertanggungjawab seperti Dinas Pariwisata dan BPS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya batak toba dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pariwisata danau toba, namun pada penelitian ini terlihat bahwa budaya batak toba 3H memberikan dampak negatif bagi perkembangan pariwisata dapat terlihat cara masyarakat batak toba melayani wisatawan. Kendala-kendala yang dihadapi adalah kebiasaan masyarakat batak toba yang sangat keras dan ingin dihormati menjadikan wisatawan tidak ingin berkunjung kembali ke Parapat.