| dc.description.abstract | Penyakit pulpa diawali adanya invasi bakteri pada jaringan pulpa oleh karies.
Invasi bakteri yang mencapai pulpa akan mengakibatkan pulpa terbuka bahkan nekrosis
apabila tidak ditangani. Salah satu perawatan yang dapat dilakukan adalah devitalisasi
pulpotomi dengan bahan devitalisasi seperti formocresol. Formocresol memiliki efek
toksik sehingga dibutuhkan bahan alternatif yang bersifat nontoksik dan harga yang lebih
terjangkau. Bahan alternatif tersebut berupa Kulit Manggis dengan kandungan tanin yang
tinggi dimana tanin dapat menyebabkan denaturasi sel dan saponin dapat mempengaruhi
aktivitas sel yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan mengakibatkan nekrosis
bagi sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas pasta kulit
manggis dan formocresol sebagai bahan devitalisasi pulpa pada tikus wistar.
Rancangan penelitian ini menggunakan eksperimental post test only control grup
design secara in vivo. Penelitian ini menggunakan 30 gigi tikus dibagi masing-masing 10
gigi pada kelompok formocresol sebagai kontrol positif, kelompok perlakuan pasta kulit
manggis 50% dan 75%. Gigi molar maksila kiri dan kanan tikus dilakukan preparasi
hingga perforasi, lalu bahan devitalisasi diaplikasikan ke kavitas gigi dan ditutup dengan
tambalan sementara menggunakan Cavit-G. Hari ke-7 setelah perlakuan, tikus dieutanasi
dan dilakukan reseksi rahang untuk mengambil gigi molar satu yang sudah diberi
perlakuan, dilakukan persiapan HE dan dilakukan pengamatan dengan mikroskop cahaya
pembesaran 400x.
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan one-way ANOVA hasil penelitian
dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan sel pulpa nekrosis pada hari ke 7. Uji post
hoc LSD menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
formocresol, pasta kulit manggis 50% dan pasta kulit manggis 75% (p ˂ 0,05). Hasil
analisis data, dapat disimpulkan bahwa pasta kulit manggis berpotensi sebagai bahan
alternatif devitalisasi pulpa. | en_US |