Analisis Faktor Risiko Terjadinya Maskne pada Masa Pandemi Covid-19
View/ Open
Date
2021Author
Az-Zahra, Salsabila
Advisor(s)
Jusuf, Nelva Karmila
Metadata
Show full item recordAbstract
Background. The necessity to always use a mask in the era of the COVID-19 pandemic has given rise to a new term called maskne. Maskne is the appearance of acne that is triggered by wearing a mask. Maskne usually occurs specifically in the area covered by the mask, focused on the cheeks, chin, and nose. Objective. This study aims to determine the risk factors associated with the occurence of maskne in the era of the COVID-19 pandemic. Method. A cross-sectional study was conducted on all students of the class of 2018, Faculty of Medicine, Universitas Sumatera Utara, who meet the inclusion and exclusion criteria. The data used in this study was primary data from questionnaires and observation of respondents' face photos. Statistical analysis was performed to see the risk factors that play a role in maskne and the association between these risk factors. Results. Among the 221 samples, 99 respondents (44.8%) experienced maskne. Bivariate analysis shows p-values <0.05 for gender, duration of mask use, and previous acne history, which means there is an association with the occurrence of maskne. As for the type of mask and the pattern of mask changing, the p-values >0.05, which means there is no association with the occurrence of maskne. Based on multivariate analysis, the p-value <0.05 for gender indicates that gender is the most dominant risk factor in the incidence of maskne. Conclusion. There is a significant association between gender and the occurrence of maskne. Females are twice as likely to experience maskne. Latar Belakang. Seiring dengan adanya suatu keharusan untuk selalu memakai masker di era pandemi COVID-19, timbul suatu istilah baru berupa ‘maskne’. Maskne didefinisikan sebagai timbulnya akne yang dicetuskan oleh pemakaian masker. Maskne biasanya timbul secara lokal hanya pada daerah yang tertutupi masker, berpusat di daerah pipi, dagu, dan hidung. Tujuan. Untuk mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya maskne di masa pandemi COVID-19. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dan subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2018 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan adalah data primer dari pengisian kuesioner dan observasi foto wajah subjek penelitian. Data penelitian dianalisis secara bivariat dan multivariat untuk melihat faktor risiko yang berperan dalam timbulnya maskne dan asosiasi antar faktor risiko tersebut. Hasil. Dari 221 sampel, 99 responden (44,8%) mengalami maskne. Berdasarkan analisis bivariat didapatkan nilai p<0,05 untuk jenis kelamin, durasi pemakaian masker,dan riwayat akne sebelumnya yang artinya terdapat hubungan dengan terjadinya maskne. Sedangkan untuk jenis masker dan kebiasaan mengganti masker didapatkan nilai p>0,05 yang artinya tidak terdapat hubungan dengan terjadinya maskne. Pada analisis multivariat didapatkan nilai p<0,05 untuk variabel jenis kelamin yang menujukkan bahwa jenis kelamin merupakan faktor risiko paling dominan dalam kejadian maskne. Kesimpulan. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan terjadinya maskne dan perempuan berisiko dua kali lebih besar mengalami maskne.
Collections
- Undergraduate Theses [2254]