Analisis Stratifikasi Sosial pada Kalangan Pekerja Seks Komersil di Jepang
Abstract
Skripsi ini berjudul Analisis Stratifikasi Sosial Pada Kalangan Pekerja Seks
Komersil Di Jepang. Skripsi ini disusun berdasarkan perumusan masalah yang
menjadi tujuan dari penelitian, yaitu mendeksripsikan faktor-faktor penyebab
terbentuknya stratifikasi sosial pada kalangan pekerja seks komersil di Jepang dan
mendeksripsikan jenis-jenis stratifikasi sosial yang terbentuk pada kalangan pekerja
seks komersil di Jepang. Penelitian ini hanya membatasi ruang lingkupnya dengan
fokus pada para PSK yang bekerja di Distrik Kabukicho, Shinjuku, Jepang yang
merupakan lokalisasi prostitusi terbesar di Jepang dengan julukan red light district
atau ‘distrik lampu merah’ dengan julukan pusat indutri hiburan malam terbesar di
Asia.
Dalam penelitian ini, digunakan teori sosiologi untuk memperdalam fokus
terhadap sistem stratifikasi sosial yang terbentuk pada kalangan pekerja seks
komersil Jepang, dan teori psikologi sosial untuk memahami pola pemikiran
pengguna jasa prostitusi dan pelaku prostitusi yang membentuk lapisan sosial pada
kalangan pekerja seks komersil tersebut.
Digunakan dua metode penlitian untuk mendapatkan data dalam penelitian
ini, yaitu metode wawancara yang ditujukan kepada para PSK di Kabukicho,
Shinjuku, Jepang dengan permohonan dari prsotitusi berupa kerahasisaan identitas
pada tanggal 19 Desember 2020 pada saat peneliti berkesempatan untuk
mengunjungi negara Jepang, dan metode studi kepustakaan dengan menggunakan beberapa referensi acuan terkait prostitusi di Jepang dan sistem stratifikasi sosial di
Jepang.
Berdasarkan kepercayaan Shinto, seks bukanlah suatu hal yang buruk
melainkan salah satu cara menunjukkan kebahagiaan dan mengekspresikan cinta
yang dalam, sebagaimana seks juga tindakan yang menciptakan kehidupan. Dalam
ajaran Buddha, tidak jauh berbeda dengan ajaran Shinto yang mengajarkan bahwa
seks adalah salah satu ungkapan untuk membahagiakan pasangannya. Hal ini
menjadi dasar kepercayaan masyarakat Jepang yang menganggap seks tidak
sebagai hal yang tabu. Sampai pada akhirnya Jepang menciptakan perindustrian
seks dimulai dari prostitusi hingga pornografi.
Industri seks di Jepang terkenal dengan variasi dari pelayanannya yang tidak
sekadar hanya berhubungan badan sesuai dengan pengertian seks secara harfiah.
Berdasarkan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, para pelaku bisnis
prostitusi ini menciptakan berbagai jenis bentuk pelayanan untuk mendapatkan
penghasilan dan keuntungan yang lebih banyak untuk para PSK dan para agensi
atau organisasi yang menangani prostitusi tersebut. Dikarenakan banyaknya variasi
dari pelayanan dengan harga jasa yang berbeda-beda, terbentuklah lapisan-lapisan
sosial antara para PSK tersebut yang membeda-bedakan status sosial para PSK
tersebut.
Lapisan sosial ini disebut juga dengan stratifikasi sosial yang dapat diartikan
sebagai salah satu fenomena sosial berupa tingkatan-tingkatan dari kedudukan atau
status sosial satu individu dengan individu lainnya yang disebabkan oleh berbagai faktor pendukung dalam lingkupnya. Dalam hal ini, lapisan-lapisan sosial yang
terbentuk pada kalangan pekerja seks komersil di Jepang ini disebabkan oleh tiga
faktor utama, yaitu tingkat pendapatan, popularitas, dan senioritas.
Tingkat pendapatan sudah pasti menjadi faktor utama yang membentuk
stratifikasi sosial pada kalangan pekerja seks komersil tersebut. Dikarenakan
semakin bagus dan menarik kualitas dan bentuk pelayanan yang disediakan seorang
prostitusi, maka semakin besar pendapatan yang akan dihasilkannya. Hal ini juga
disebabkan oleh jenis-jenis pekerjaan prostitusi yang memiliki tingkatan
pendapatan paling rendah ssampai yang paling tinggi. Seperti contoh jenis prostitusi
dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah adalah jasa tekoki ( jasa masturbasi
menggunakan tangan ) hingga ke prostitusi dengan penghasilan tertinggi, yaitu host
atau hostess yang memiliki pelayanan seperti minum bersama di bar hingga
berhubunga seks.
Selain itu popularitas juga menjadi faktor terbentuknya stratifikasi sosial
pada kalangan pekerja seks komersil dikarenakan ketidakseimbangan dari para
agensi atau organisasi yang menangani prostitusi tersebut dalam mempromosikan
wanita-wanita mereka. Umumnya, pada kalangan pekerja seks komersil di Jepang,
semakin besar tingkat pendapatan dan semakin banyak pelanggan yang dapat
dihasilkan seorang prostitusi, maka ia akan menjadi wajah dari agensi tersebut
sehingga akan menjadi wadah promosi untuk menambah keuntungan agensi dan
prostitusi tersebut. Senioritas merupakan salah satu hal yang harus dihargai di Jepang yang
sudah diajarkan sejak kecil pada masyarakat Jepang. Pada kalangan pekerja seks
komersil tidak jauh berbeda dengan masyarakat Jepang pada umumnya, setiap
orang yang lebih tua dan memiliki pengalaman kerja serta pengetahuan yang lebih
banyak dihormati sebagai senior dalam lingkungannya. Hal ini juga menunjukkan
stratifikasi sosial yang tidak begitu merugikan untuk prostitusi di Jepang.
Apabila menggunakan pandangan secara subjektif dari satu prostitusi
terhadap prostitusi lainnya dan dari pengguna jasa prostitusi terhadap prostitusi itu
sendiri, jenis stratifikasi sosial yang terbentu adalah berupa kelas sosial. Kelas
sosial ini terbentuk berdasarkan penilaian terhadap etika moral yang ditunjukkan
prostitusi kepada prostitusi lainnya atau pun dari prostitusi kepada pengguna jasa
prostitusi. Dengan demikian, dalam prakteknya, para PSK juga harus belajar
menunjukkan sikap yang baik selain dari kualitas pelayanan yang sudah harus baik.
Pada umumnya, stratifikasi sosial di Jepang bersifat vertikal dan sangat
terbuka sehingga mampu merangsang masyarakatnya untuk berusaha lebih baik
dalam mengembangkan diri mereka untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi
dalam suatu piramida stratifikasi. Begitu pun pada kalangan pekerja seks komersil
di Jepang, stratifikasi sosial tersebut bersifat terbuka, sehingga setiap prostitusi
berkesempatan untuk berpindah ke lapisan yang lebih tinggi, seperti beganti jenis
pelayanan, kenaikan gaji, atau pun berupa promosi. Hal ini tentu saja dipengaruhi
oleh usaha dari prostitusi tersebut dalam mencapai target mereka sebagai pekerja
terbaik dalam lingkungannya.
Collections
- Undergraduate Theses [525]