Show simple item record

dc.contributor.advisorNandi
dc.contributor.authorWegudani, Rai
dc.date.accessioned2021-12-29T06:54:46Z
dc.date.available2021-12-29T06:54:46Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/46341
dc.description.abstractSkripsi ini berjudul Analisis Stratifikasi Sosial Pada Kalangan Pekerja Seks Komersil Di Jepang. Skripsi ini disusun berdasarkan perumusan masalah yang menjadi tujuan dari penelitian, yaitu mendeksripsikan faktor-faktor penyebab terbentuknya stratifikasi sosial pada kalangan pekerja seks komersil di Jepang dan mendeksripsikan jenis-jenis stratifikasi sosial yang terbentuk pada kalangan pekerja seks komersil di Jepang. Penelitian ini hanya membatasi ruang lingkupnya dengan fokus pada para PSK yang bekerja di Distrik Kabukicho, Shinjuku, Jepang yang merupakan lokalisasi prostitusi terbesar di Jepang dengan julukan red light district atau ‘distrik lampu merah’ dengan julukan pusat indutri hiburan malam terbesar di Asia. Dalam penelitian ini, digunakan teori sosiologi untuk memperdalam fokus terhadap sistem stratifikasi sosial yang terbentuk pada kalangan pekerja seks komersil Jepang, dan teori psikologi sosial untuk memahami pola pemikiran pengguna jasa prostitusi dan pelaku prostitusi yang membentuk lapisan sosial pada kalangan pekerja seks komersil tersebut. Digunakan dua metode penlitian untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, yaitu metode wawancara yang ditujukan kepada para PSK di Kabukicho, Shinjuku, Jepang dengan permohonan dari prsotitusi berupa kerahasisaan identitas pada tanggal 19 Desember 2020 pada saat peneliti berkesempatan untuk mengunjungi negara Jepang, dan metode studi kepustakaan dengan menggunakan beberapa referensi acuan terkait prostitusi di Jepang dan sistem stratifikasi sosial di Jepang. Berdasarkan kepercayaan Shinto, seks bukanlah suatu hal yang buruk melainkan salah satu cara menunjukkan kebahagiaan dan mengekspresikan cinta yang dalam, sebagaimana seks juga tindakan yang menciptakan kehidupan. Dalam ajaran Buddha, tidak jauh berbeda dengan ajaran Shinto yang mengajarkan bahwa seks adalah salah satu ungkapan untuk membahagiakan pasangannya. Hal ini menjadi dasar kepercayaan masyarakat Jepang yang menganggap seks tidak sebagai hal yang tabu. Sampai pada akhirnya Jepang menciptakan perindustrian seks dimulai dari prostitusi hingga pornografi. Industri seks di Jepang terkenal dengan variasi dari pelayanannya yang tidak sekadar hanya berhubungan badan sesuai dengan pengertian seks secara harfiah. Berdasarkan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan, para pelaku bisnis prostitusi ini menciptakan berbagai jenis bentuk pelayanan untuk mendapatkan penghasilan dan keuntungan yang lebih banyak untuk para PSK dan para agensi atau organisasi yang menangani prostitusi tersebut. Dikarenakan banyaknya variasi dari pelayanan dengan harga jasa yang berbeda-beda, terbentuklah lapisan-lapisan sosial antara para PSK tersebut yang membeda-bedakan status sosial para PSK tersebut. Lapisan sosial ini disebut juga dengan stratifikasi sosial yang dapat diartikan sebagai salah satu fenomena sosial berupa tingkatan-tingkatan dari kedudukan atau status sosial satu individu dengan individu lainnya yang disebabkan oleh berbagai faktor pendukung dalam lingkupnya. Dalam hal ini, lapisan-lapisan sosial yang terbentuk pada kalangan pekerja seks komersil di Jepang ini disebabkan oleh tiga faktor utama, yaitu tingkat pendapatan, popularitas, dan senioritas. Tingkat pendapatan sudah pasti menjadi faktor utama yang membentuk stratifikasi sosial pada kalangan pekerja seks komersil tersebut. Dikarenakan semakin bagus dan menarik kualitas dan bentuk pelayanan yang disediakan seorang prostitusi, maka semakin besar pendapatan yang akan dihasilkannya. Hal ini juga disebabkan oleh jenis-jenis pekerjaan prostitusi yang memiliki tingkatan pendapatan paling rendah ssampai yang paling tinggi. Seperti contoh jenis prostitusi dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah adalah jasa tekoki ( jasa masturbasi menggunakan tangan ) hingga ke prostitusi dengan penghasilan tertinggi, yaitu host atau hostess yang memiliki pelayanan seperti minum bersama di bar hingga berhubunga seks. Selain itu popularitas juga menjadi faktor terbentuknya stratifikasi sosial pada kalangan pekerja seks komersil dikarenakan ketidakseimbangan dari para agensi atau organisasi yang menangani prostitusi tersebut dalam mempromosikan wanita-wanita mereka. Umumnya, pada kalangan pekerja seks komersil di Jepang, semakin besar tingkat pendapatan dan semakin banyak pelanggan yang dapat dihasilkan seorang prostitusi, maka ia akan menjadi wajah dari agensi tersebut sehingga akan menjadi wadah promosi untuk menambah keuntungan agensi dan prostitusi tersebut. Senioritas merupakan salah satu hal yang harus dihargai di Jepang yang sudah diajarkan sejak kecil pada masyarakat Jepang. Pada kalangan pekerja seks komersil tidak jauh berbeda dengan masyarakat Jepang pada umumnya, setiap orang yang lebih tua dan memiliki pengalaman kerja serta pengetahuan yang lebih banyak dihormati sebagai senior dalam lingkungannya. Hal ini juga menunjukkan stratifikasi sosial yang tidak begitu merugikan untuk prostitusi di Jepang. Apabila menggunakan pandangan secara subjektif dari satu prostitusi terhadap prostitusi lainnya dan dari pengguna jasa prostitusi terhadap prostitusi itu sendiri, jenis stratifikasi sosial yang terbentu adalah berupa kelas sosial. Kelas sosial ini terbentuk berdasarkan penilaian terhadap etika moral yang ditunjukkan prostitusi kepada prostitusi lainnya atau pun dari prostitusi kepada pengguna jasa prostitusi. Dengan demikian, dalam prakteknya, para PSK juga harus belajar menunjukkan sikap yang baik selain dari kualitas pelayanan yang sudah harus baik. Pada umumnya, stratifikasi sosial di Jepang bersifat vertikal dan sangat terbuka sehingga mampu merangsang masyarakatnya untuk berusaha lebih baik dalam mengembangkan diri mereka untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dalam suatu piramida stratifikasi. Begitu pun pada kalangan pekerja seks komersil di Jepang, stratifikasi sosial tersebut bersifat terbuka, sehingga setiap prostitusi berkesempatan untuk berpindah ke lapisan yang lebih tinggi, seperti beganti jenis pelayanan, kenaikan gaji, atau pun berupa promosi. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh usaha dari prostitusi tersebut dalam mencapai target mereka sebagai pekerja terbaik dalam lingkungannya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAnalisis Stratifikasi Sosialen_US
dc.titleAnalisis Stratifikasi Sosial pada Kalangan Pekerja Seks Komersil di Jepangen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM160708024
dc.description.pages110 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record