Pengaruh Tekanan Hiperbarik dan Hipobarik Terhadap Ketahanan Fraktur dan Pola Fraktur Gigi Pasca Endodontik dengan Restorasi Direk Resin Komposit Short Fiber Reinforced: In Vitro

Abstract

One of the most common conditions caused by changes in air pressure is barodontalgia and barotrauma (changes in air pressure that cause tooth fractures and restoration fractures). MOD cavities are more likely to fracture than MO or DO cavities. Composite resin restoration technique using an intermediate layer Stress Decreasing Resin (SDR) and short fiber reinforced composite resin is one of the efforts made to overcome the fracture problem. This study aimed to examine the effect of hyperbaric and hypobaric pressure on fracture resistance and fracture patterns of post-endodontic teeth with short fiber reinforced composite resin direct restorations. Thirty extracted maxillary premolars were selected and divided into three groups (n=10). All teeth were treated with endodontic treatment and MOD cavity design with SDR as an intermediate layer of 2 mm and short fiber reinforced composite resin as the final restoration. Group 1 for flight simulation (2 ATA), group 2 for flight simulation (0.37 atm) and group 3 as control group (atmospheric pressure). Fracture test using a universal testing machine (UTM). Data were statistically analyzed by one-way analysis of variance (ANOVA) (P<0.05) and LSD test and for fracture patterns were analyzed by Fisher's test. The highest fracture resistance was in the control group 4140.58 N ± 70.33, followed by the flight group 3891.80 N ± 88.43 and the lowest was in the dive group 3720.76 N ± 43.27 (P<0.05). There was no difference in fracture pattern between the three groups.

Salah satu kondisi yang banyak muncul disebabkan karena perubahan tekanan udara adalah adalah barodontalgia dan barotrauma (perubahan tekanan udara yang menyebabkan terjadinya fraktur gigi dan fraktur restorasi). Kavitas MOD lebih cenderung terjadi fraktur dibandingkan kavita MO atau DO. Teknik restorasi resin komposit dengan menggunakan intermediate layer dengan Stress Decreasing Resin (SDR) dan resin komposit short fiber reinforced merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah fraktur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tekanan hiperbarik dan hipobarik terhadap ketahanan fraktur dan pola fraktur gigi pasca endodontik dengan restorasi direk resin komposit short fiber reinforced. Tiga puluh gigi premolar maksila yang diekstraksi dipilih dan dibagi menjadi tiga kelompok (n=10). Semua gigi dilakukan perawatan endodontik dan desain kavitas MOD dengan SDR sebagai intermediate layer 2 mm dan resin komposit short fiber reinforced sebagai restorasi akhir. Kelompok 1 untuk simulasi penyelaman (2 ATA), kelompok 2 simulasi penerbangan (0,37 atm) dan kelompok 3 sebagai kelompok kontrol (tekanan atmosfer). Uji fraktur menggunakan mesin uji universal (UTM). Data dianalisis secara statistik dengan analisis varians satu arah (ANOVA) (P<0,05) dan uji LSD dan untuk pola fraktur dianalisis dengan uji fisher. Ketahanan fraktur tertinggi terdapat pada kelompok kontrol 4140,58 N ± 70.33, diikuti dengan kelompok penerbangan 3891.80 N ± 88.43 dan yang terendah padakelompok penyelaman 3720.76 N ± 43.27 (P<0.05). Tidak terdapat perbedaan pola fraktur diantara ketiga kelompok.