Strategi Adaptasi Sosial Masyarakat Desa Kuta Rayat Pasca Bencana Alam Gunung Sinabung

Abstract

Penelitian ini mengangkat judul “Strategi Adaptasi Sosial Masyarakat Desa Kuta Rayat Pasca Bencana Alam Gunung Sinabung”, peneliti ingin melihat Bagaimana Strategi adaptasi sosial yang dilakukan masyarakat Desa Kuta Rayat. Strategi adaptasi merupakan perilaku manusia dalam mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki dalam menghadapi masalah-masalah sebagai pilihan-pilihan tindakan yang tepat guna sesuai dengan lingkungan sosial, kultural, ekonomi dan ekologis di tempat tinggal mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang mencoba menggambarkan bagaimana Strategi adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat desa Kuta Rayat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa masyarakat desa Kuta Rayat menggunakan beberapa strategi adaptasi sosial, strategi adaptasi sosial yang dilakukan adalah dengan Ngaron (Buruh tani) sebagai pekerjaan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, peneliti juga menemukan perubahan jenis pekerjaan, dimana sebelum terjadi bencana, masyarakat desa Kuta Rayat hanya bekerja di lahan pertanian milik sendiri. selain itu masyarakat desa Kuta Rayat juga membentuk kelompok ekonomi tani atau kelompok tani, di dalam kelompok ini masyarakat belajar jenis tanaman baru, gotong royong, dan saling memberi bantuan finansial antar anggota. Untuk rencana jangka panjang, masyarakat melakukan investasi pendidikan anak untuk kehidupan lebih baik di masa mendatang. Pada jenis tanaman, masayarakat melakukan strategi perubahan jenis tanaman menyesuaikan dengan kondisi lingkungan, dimana di desa Kuta Rayat mayoritas masyarkat mengalihkan tanaman jeruk ke tanaman kopi sebagai tanaman utama, yang mana dulunya tanmanan kopi ini hanya sebagai tanaman selingan di lahan pertanian. Pada sektor perekonomian masyarakat mengandalakan tengkulak sebagai tempat peminjaman modal untuk bertani dengan perjanjian pembayaran hasil pertanian harus dijual kepada tengkulak yang meminjamkan uang, dari temuan peneliti tengkulak tidak membebankan bunga pinjaman kepada petani.

The research is titled “Adaptation Strategy Social Community Village of Kuta Rayat After the Natural Disaster of Mount Sinabung”, the researchers wanted to see How the adaptation Strategy social community Village of Kuta Rayat. Strategy adaptation is the human behavior in allocating the resources they have to face problems as the choice-the right choice of action in order to comply with environmental, social, cultural, economic, and ecological in their place of residence. The method used in this research is qualitative research with descriptive approach which tried to describe how adaptation Strategies undertaken by the community of the village of Kuta Rayat. Based on the results of research that has been done shows that the community of the village of Kuta Rayat using some of the strategies of social adaptation, the strategy of social adaptation is done by Ngaron (hodge) as a job to cover the needs of day-to-day, the researchers also found changes in the type of work, where before a disaster occurs, the community of the village of Kuta Rayat only works in agricultural land belonging to yourself. in addition, the village of Kuta Rayat also forms the economic groups of farmers or groups of farmers, within these groups, community study of new types of crops, mutual aid, and give each other financial help between members. To plan long-term, community investing children's education for a better life in the future. On the type of plant, people do change strategy type plants adapt to environmental conditions, where in the village of Kuta Rayat majority of the community shift of citrus plants to plant coffee as the main crop, which was tanmanan coffee is just as plants interlude in agricultural land. In the sector of the economy of the community rely on middlemen as a place of borrowing capital for farming with the agreement on the payment of agricultural products should be sold to middlemen who lend money, from the findings of researchers brokers do not charge interest on loans to farmers.