Show simple item record

dc.contributor.advisorPurba, Edison
dc.contributor.advisorLisnawita
dc.contributor.advisorBasyuni, M.
dc.contributor.authorSaragih, Wismaroh Sanniwati
dc.date.accessioned2022-01-13T04:53:23Z
dc.date.available2022-01-13T04:53:23Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/46775
dc.description.abstractPenyakit busuk pangkal batang yang disebabkan patogen Ganoderma boninense (G. boninense) merupakan salah satu patogen penting pada tanaman kelapa sawit karena dapat menyebabkan kematian pada tanaman di pembibitan dan yang telah berproduksi. Upaya pengendalian patogen Ganoderma tergolong sulit dan telah dilakukan untuk mengurangi penyebarannya antara lain: melalui penggunaan bibit kelapa sawit tahan Ganoderma, kultur teknis, agen hayati, serta penggunaan fungisida berbahan kimia tetapi dan hasilnya belum memuaskan. Gulma mengandung senyawa kimia flavonoid, alkaloid, terpenoid, tanin, dan steroid yang bersifat antimikroba, antijamur, yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan pertanian yang berkelanjutan karena tidak berbahaya bagi lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan metabolit sekunder dari gulma sebagai senyawa kimia alami dapat menjadi pilihan yang murah, aman secara ekologis dan cukup menjanjikan mengendalikan Ganoderma dan tersedia secara alami diareal perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendapatkan gulma dominan melalui analisis vegetasi metode garis dan visual di perkebunan kelapa sawit terserang Ganoderma dan tanaman kelapa sawit sehat: (2) memperoleh kandungan metabolit sekunder gulma di akar, batang, daun melalui penapisan fitokima kualitatif dan kuantitatif: (3) uji aktivitas antijamur dari metabolit sekunder gulma secara in vitro dan pada bibit kelapa sawit di rumah kaca: (4) memperoleh kemampuan antijamur metabolit sekunder gulma dengan pembanding fungisida sintetis: dan (5) mengevaluasi keefektifan metabolit sekunder gulma dengan analisis histopatologi. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan, terdiri atas lima tahapan penelitian, yaitu: (1) penentuan lokasi survei vegetasi berdasarkan persentasi serangan Ganoderma dan pengambilan sampel tanah dari enam lokasi di perkebunan kelapa sawit: (2) penapisan fitokimia dengan mengumpulkan Diplazium esculentum dan Rivina humilis dari perkebunan kelapa sawit, kemudian dibersihkan akar, batang, daun, dikeringkan, dihaluskan menjadi simplisia, dimaserasi hingga menjadi ekstrak kental: (3) uji antagonis dual culture dan difusi kertas cakram dengan berbagai konsentrasi metabolit sekunder terhadap pertumbuhan Ganoderma boninense secara in vitro: (4) uji pada bibit kelapa sawit berumur dua bulan dengan berbagai konsentrasi ekstrak kedua gulma dengan pembanding fungisida sintetis, dan sebanyak 50 ml/polybag disiram disekeliling tanaman kelapa sawit diaplikasikan setiap bulan sebanyak empat kali pemberian: (5) sampel akar dari setiap perlakuan dianalisis secara histopatologi. Hasil penelitian menunjukkan sifat kimia tanah mempunyai korelasi rendah sampai sedang terhadap persentase serangan Ganoderma di perkebunan kelapa sawit. Persentase serangan tertinggi 92,29% di kebun kelapa sawit tanaman generasi ketiga, dibandingkan dengan kelapa sawit sawit sehat persentase serangan 0,46% tanaman generasi pertama. Survei vegetasi metode garis diareal tanaman terserang Ganoderma, diperoleh spesies gulma dominan Rivina humillis, Ageratum conyzoides sebesar 17,44%, 13,23%, dan diareal kelapa sawit sehat adalah Diplazium esculentum, Clidemia hirta sebesar 34,74% dan 14,16%. Sedangkan dengan metode visual didominasi spesies gulma yaitu Rivina humillis, Asystasia intrusa, Cyclosorus aridus sebesar 18,67%, 6,67%, dan 5,33% diareal tanaman terserang Ganoderma dan di areal kelapa sawit sehat didominasi spesies gulma Diplazium esculentum, Clidemia hirta, Axonopus compressus sebesar 48,67%, 16,33%, dan 13,27%. Penelitian ini menunjukkan bahwa penyebaran dan kelimpahan gulma berdasarkan ukuran tajuk dan tinggi gulma yang mendominasi areal perkebunan, diperoleh dengan metode visual menjadi kandidat penapisan fitokimia golongan senyawa metabolit sekunder dan dimanfaatkan untuk mengendalikan penyakit BPB yang disebabkan patogen G. boninense. Hasil penapisan fitokimia kualitatif menunjukkan ekstrak etanol akar, batang, daun spesies gulma mengandung senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, glikosida, saponin dan steroid. Analisis spektra Fourier Transform InfraRed (FTIR) ekstrak daun D. esculentum dan R. humilis mengandung gugus fungsi C-C aromatis panjang gelombang 1600.92 cm-1 dan panjang gelombang 2862.36 cm-1 terdapat gugus C-H alifatik merupakan gugus fungsi senyawa flavonoid, panjang gelombang 11.76 cm-1 menunjukkan C-O ester merupakan gugus fungsi senyawa tanin, dan panjang gelombang berkisar antara 2140-1990 cm-1 terdapat gugus N=C=S merupakan gugus fungsi senyawa isothiocyanates. Total kandungan flavonoid tertinggi terdapat pada daun D. esculentum 23,29  0,147 (mg QE/g ekstrak) dan R. humilis 20,94  0,273 (mg QE/g ekstrakl). Total tanin tertinggi diperoleh dalam ekstrak daun D. esculentum 20,47  0,335 (mg QE/g ekstrak) dan R. humilis 18,55  0,235 (mg QE/g ekstrak). Hasil penelitian uji antagonis menunjukkan bahwa metode dual culture dengan teknik peracunan media PDA merupakan yang terbaik, dan senyawa metabolit sekunder D. esculentum dan R. humilis mampu menghambat pertumbuhan G. boninense sebesar 100% pada konsentrasi 1000 g/mL dibandingkan metode difusi kertas cakram persentase daya hambat D. esculentum sebesar 63,10% dan R. humilis 73,07%. Kejadian dan keparahan penyakit tertinggi terjadi pada perlakuan kontrol negatif (KN) sebesar (2,38% dan 0,99%); dibandingkan dengan perlakuan R. humilis sebesar (0,79% dan 0,20%); dan fungisida sebesar (0,79% dan 0,40%). Aplikasi metabolit sekunder D. esculentum pada bibit kelapa sawit umur 12 minggu setelah perlakuan (MSP) mampu mengendalikan patogen G. boninense dengan kejadian dan keparahan penyakit persentase 0%. Kemudian aplikasi metabolit sekunder gulma dan pembanding fungisida sintetis berdasarkan konsentrasi, menunjukkan semua perlakuan dengan kedua ekstrak spesies D. esculentum dan R. humilis efektif menekan perkembangan G. boninense pada semua parameter pengamatan, tetapi perlakuan fungisida tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Analisis jaringan daun bibit kelapa sawit 12 minggu setelah perlakuan (MSP) menunjukkan bahwa spektrum FTIR secara jelas menunjukkan keberadaan G. boninense melalui gugus fungsi NCS (isothiocyanate) pada panjang gelombang berkisar antara 2140 - 1990 cm-1. Struktur unik ini hanya ditemukan jaringan daun kelapa sawit yang terinfeksi G. boninense atau kontrol negatif (KN), dan sebaliknya tidak terdekteksi pada daun sehat, fungisida, D. esculentum, dan R. humilis. Selanjutnya uji histopatologi pada akar menunjukkan jaringan akar bibit yang tidak diinokulasi tidak terdeteksi hifa G. boninense, jaringan akar yang mendapat perlakuan senyawa metabolit sekunder menunjukkan pemulihan, dibandingkan kontrol negatif (KN) yang tidak mendapatkan perlakuan terlihat kerusakan yang parah. Aktivitas antijamur flavonoid, tanin, dan isothiocyanate dari metabolit sekunder D. esculentum dan R. humilis dapat menyehatkan jaringan diakar terinfeksi, terindikasi dari perbedaan diameter jaringan akar, stele, efidermis, aerenkim, dibandingkan tanaman kontrol negatif (KN) tanpa perlakuan. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi pengendalian patogen Ganoderma di perkebunan kelapa sawit. Senyawa metabolit sekunder gulma D. esculentum dan R. humilis yang dapat menekan perkembangan patogen Ganoderma, oleh karena itu perlu dipertahankan dilapangan dan pengendalian gulma dilakukan dengan hebisida selektif supaya kedua gulma tetap bertahan di areal perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber biofungisida alami baru dari gulma yang bersifat antijamur sebagai pengendalian patogen Ganoderma di perkebunan kelapa sawit.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectKelapa Sawiten_US
dc.subjectSurvei Vegetasien_US
dc.subjectPenapisan Fitokimiaen_US
dc.subjectDiplazium esculentumen_US
dc.subjectRivina Humilisen_US
dc.subjectGanoderma Boninenseen_US
dc.subjectFourier Transform InfraRed (FTIR)en_US
dc.subjectFlavonoiden_US
dc.subjectTaninen_US
dc.subjectIsothiocyanateen_US
dc.subjectHistopatologien_US
dc.titleStudi Pemanfaatan Gulma untuk Mengendalikan Ganoderma di Perkebunan Kelapa Sawiten_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM168104006
dc.description.pages154 Halamanen_US
dc.description.typeDisertasi Doktoren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record