Pengaruh Kortikosteroid pada Fase Induksi Terhadap Kadar Vitamin D pada Anak dengan Leukemia Limfoblastik Akut

Abstract

Background: Chemotherapy induction therapy, by administering corticosteroid, aims to destroy leukemic cells to <5% and improves patients’ clinical conditions. Vitamin D deficiency was reported to occur in children with cancer receiving corticosteroid therapy. Corticosteroid therapy that lasted for 6 months reduced bone mass and increased risk of fractures. Objective : Assessing corticosteroid effect on vitamin D level in children with acute lymphoblastic leukemia (ALL). Methods : This was a quasi-experimental research method with pre-post test design approach from December 2020 – July 2021 at Pediatric Hematology-Oncology polyclinic and ward of Haji Adam Malik Hospital Medan. Blood test before and after steroid administration was done to asses vitamin D levels. The correlation analysis between corticosteroid therapy and vitamin D levels in children with ALL was carried out by paired t-test for normally distributed data, otherwise Wilcoxon test was used. Results : Corticosteroid therapy applied was dexamethasone (55.9%) and prednisone (44.1%). There was no significant relationship observed between average vitamin D level before and after dexamethasone (p = 0.748) and prednisone (p = 0.708) administration. The average vitamin D level before and after corticosteroid therapy was 21.91 ng/mL and 21.32 ng/mL respectively (p = 0.619). There were no significant differences in the diagnostic of vitamin D proportion before and after steroid administration (p = 0.059). Conclusion : There was no significant correlation between corticosteroid therapy in induction phase and vitamin D level reduction in children with ALL.

Latar Belakang : Kemoterapi untuk leukemia fase induksi menggunakan regimen kortikosteroid yang bertujuan menghancurkan sel leukemia menjadi <5% dan memperbaiki kondisi klinis pasien. Defisiensi vitamin D dilaporkan terjadi pada anak penderita kanker yang mendapat terapi kortikosteroid. Terapi kortikosteroid yang berlangsung selama 6 bulan mengurangi massa tulang dan meningkatkan risiko fraktur. Tujuan : Menilai efek kortikosteroid terhadap kadar vitamin D pada anak penderita leukemia limfoblastik akut. Metode : Penelitian ini menggunakan metode kuasi-eksperimen dengan pendekatan pre-post test berlangsung dari Desember 2020 – Juli 2021 di Poliklinik Hematologi-Onkologi Anak dan Ruangan Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan. Pemeriksaan darah sebelum dan sesudah pemberian steroid dilakukan untuk mengukur kadar vitamin D. Analisis korelasi terapi kortikosteroid dan kadar vitamin D pada anak dengan LLA menggunakan uji T berpasangan untuk data berdistribusi normal, namun pada penelitian ini uji Wilcoxon digunakan. Hasil : Terapi kortikosteroid yang digunakan adalah deksametason (55.9%) dan prednison (44.1%). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna pada kadar vitamin D rata-rata antara sebelum dan sesudah pemberian deksametason (p=0.78) dan prednison (p=0.708). Kadar vitamin D rata-rata sebelum pemberian kortikosteroid adalah 21.91 ng/mL dan setelah pemberian kortikosteroid adalah 21.32 ng/mL (p=0.619). tidak ditemukan perbedaan bermakna proporsi kriteria diagnosis vitamin D antara sebelum dan sesudah pemberian steroid (p=0.059). Kesimpulan : tidak ditemukan korelasi signifikan antara terapi kortikosteroid pada fase induksi dan penurunan kadar vitamin D pada anak penderita LLA.