Hubungan Aktivitas Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik dengan Kualitas Hidup Anak

Abstract

Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a chronic, autoimmune, multisystem disease, characterized by periods of active diasease and remission long-term monitoring. High disease activity SLE has an impact on children's quality of life. Objective: to determine the relationship between disease activity and quality of life in children with SLE Methods: This study is an observational analytic study with a cross-sectional design in children aged <18 years at H. Adam Malik Hospital Medan from January to June 2021. Assessment of disease activity using SLEDAI, quality of life in children was assessed using the PedsQL 4.0 general module. The assessment is carried out at the time of the patient's visit and treatment at the hospital. Statistical test to determine the relationship used Spearman correlation test with a significance level of p <0.05 Results: There were 23 children with SLE who fulfil the inclusion and exclusion criteria. A total of 95.7% were women and the mean age was 14 years with the highest nutritional status in good nutrition. The highest disease activity score was high activity (56.5%. The quality of life of children with SLE was disturbed about 30.4%. The correlation between disease activity and physical were significantly related (p: 0.023, r: -0.472) and school were significantly related (p: 0.011, r: -0.520). The correlation disease activity with quality of life in children SLE was also significantly related (p: 0.004, r: -0.578). Conclusion: There is a significant relationship between disease activity and children's quality of life SLE. The higher the activity of SLE disease, the lower the quality of life of the children.

Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan penyakit kronik autoimun yang berkarakteristik episodik dan mengalami kekambuhan sehingga perlu dilakukan pemantauan jangka panjang. Aktivitas penyakit LES yang tinggi berdampak terhadap kualitas hidup anak. Tujuan: mengetahui hubungan aktivitas penyakit LES dengan kualitas hidup anak Metode: Penelitian ini adalah studi analitik observasional dengan desain potong lintang pada anak usia < 18 tahun di RSUP H. Adam Malik Medan mulai Januari – Juni 2021. Penilaian aktivitas penyakit dengan menggunakan skor SLEDAI, kualitas hidup anak dinilai dengan menggunakan PedsQL 4.0 modul umum. Penilaian dilakukan pada saat pasien berkunjung dan perawatan di rumah sakit. Uji Statistik untuk mengetahui hubungan digunakan uji korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan p < 0.05 Hasil: Terdapat 23 subjek penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sebanyak 95.7% adalah perempuan dan usia rerata 14 tahun dengan status gizi terbanyak pada gizi baik. Penilaian aktivitas penyakit LES dengan skor SLEDAI paling banyak dijumpai pada high activity sebanyak 56,5%. Kualitas hidup anak penderita LES sebanyak 30,4% terganggu. Korelasi skor SLEDAI dengan fungsi fisik berhubungan bermakna (p: 0.023, r: -0.472) dan dengan fungsi sekolah berhubungan bermakna (p: 0.011, r: - 0,520). Korelasi skor SLEDAI dengan kualitas hidup juga berhubungan bermakna (p: 0.004, r: -0,578). Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna aktivitas penyakit LES dengan kualitas hidup anak. Semakin tinggi aktivitas penyakit LES maka semakin rendah kualitas hidup anak.