Modal Sosial Antara Pedagang dan Konsumen dalam Tawar Menawar Pakaian Monza di Pasar Tradisional Melati Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

Abstract

Traditional markets are not only a meeting place between sellers and buyers but also as social interactions and retain the traditional values of the key actors in the market. Melati traditional market is one of the people market in Medan city. Pasar Melati is located on Jalan Flamboyan Raya, adjacent to the junction towards Tanjung Anom. As a traditional market that sells used clothing or monza, bargaining activity becomes a very common thing done in Traditional Market Melati. The bargaining process is not only based on the advantage between the two parties but there are attributes of social culture that accompany it. In this study the socio-cultural attributes are intended as social capital owned by the farmers and consumers. With this researcher conduct research of social capital between trader and consumer in bargain clothing monza in traditional market Melati district Medan Tuntungan Of Medan City to know social capital contained in process bargain at Traditional Market Melati. The research method used in this study is qualitative, with data sources obtained from structured interviews conducted with traders and consumers who come to Trational Market Melati. Total informants in this study were nine people consisting of 5 traders, and 4 consumers. While the theory used in this research is about social capital. From the results of research conducted it is known that the form of social capital used by traders and consumers in the process of bargaining is by using local languages, and also the similarity of clan. The role of regional languages such as the Karo and Toba languages and other languages is very great in the process of bargaining clothing monza. Many advantages and convenience obtained by traders and consumers with the use of local languages. In addition, clan similarity can also be the reason consumers get a cheaper price. Because the majority of traders in Pasar Melati have clans and visitors (consumers) who come too generally have clan then in the process of bargaining clothing monza this provides great benefits for both parties. Melati Market in observation conducted in the field shows that condition is not good enough. When the rain poured a lot of puddles. In addition, many traders who trade on the shoulder of the road also often cause congestion.

Pasar tradisional bukan hanya sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli tetapi juga sebagai interaksi sosial dan mempertahankan nilai-nilai tradisional yang dilakukan para pelaku utama yang ada di dalam pasar tersebut. Pasar tradisional Melati merupakan salah satu pasar rakyat yang terdapat di Kota Medan. Pasar Melati terletak di Jalan Flamboyan Raya, berdekatan dengan persimpangan menuju Tanjung Anom. Sebagai pasar tradisional yang menjajakan pakaian bekas atau monza, kegiatan tawar menawar menjadi hal yang sangat lumrah dilakukan di Pasar Tradisional Melati. Proses tawar menawar tersebut tidak hanya didasari oleh keuntungan di antara kedua belah pihak akan tetapi terdapat atribut-atribut sosial budaya yang menyertainya. Dalam kajian ini atribut sosial budaya tersebut dimaksudkan sebagai modal sosial yang dimiliki oleh pegadang dan konsumen. Dengan ini peneliti melakukan penelitian modal sosial antara pedagang dan konsumen dalam tawar menawar pakaian monza di pasar tradisional melati kecamatan medan tuntungan kota medan untuk mengetahui modal sosial yang terdapat dalam proses tawar menawar di Pasar Tradisional Melati. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan sumber data yang diperoleh dari wawancara terstruktur yang dilakukan dengan pedagang dan konsumen yang datang ke Pasar Melati. Total informan dalam penelitian ini adalah Sembilan orang yang terdiri dari 5 orang pedagang, dan 4 orang konsumen. Sedangkan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah tentang modal sosial. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa bentuk modal sosial yang dipakai pedagang dan konsumen dalam proses tawar menawar adalah dengan menggunakan bahasa daerah, dan juga kesamaan marga. Peran bahasa daerah seperti bahasa Karo dan Toba serta bahasa lainnya sangat besar dalam proses tawar menawar pakaian monza. Banyak keuntungan dan kemudahan yang diperoleh pedagang maupun konsumen dengan penggunaan bahasa daerah. Selain itu kesamaan marga juga dapat menjadi alasan konsumen mendapatkan harga yang lebih murah. Karena mayoritas pedagang di Pasar Melati memiliki marga dan pengunjung (konsumen) yang datang pun pada umumnya memiliki marga maka dalam proses tawar menawar pakaian monza hal ini memberikan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak. Pasar Melati dalam observasi yang dilakukan dilapangan menunjukkan kondisi yang tidak cukup baik. Saat hujan mengguyur banyak genangan air. Selain itu banyaknya pedagang yang berdagang di bahu jalan juga kerap menimbulkan kemacetan.